bc

Istri Pengganti

book_age18+
1.2K
FOLLOW
7.9K
READ
goodgirl
twisted
bxg
mystery
office/work place
brothers
sisters
sacrifice
substitute
like
intro-logo
Blurb

"Aku cuma minta satu hal sama kamu. Menikahlah dengan Abrisam, dan kamu akan mendapatkan imbalannya."

Rania Paramitha tertegun mendengar ucapan itu. Dia pun menatap saudara kembarnya, Rana Pramusita dengan tidak percaya. Wanita itu menjelaskan pada Rania, jika Grace ibunya meminta Rana untuk menikah dengan orang buta. Bagaimana bisa hidupnya di tukar dengan begitu gampang?

"Semua keputusan ada ditanganmu!! Keselamatan ayah ada ditanganmu. Kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya. Jadi aku harap, kamu memikirkan hal ini dengan benar."

Menatap punggung Rana yang telah pergi, Rania pun menjadi bimbang. Apa yang harus Rania lakukan? Menerima atau mungkin menolak ajakan Rana?

*****

cover: Pinterest

chap-preview
Free preview
IP-01
Seorang wanita berusia empat puluh lima tahun tengah memijat pangkal hidungnya. Dia merasa pusing ketika melihat laporan perusahaan yang diluar nalar. Perusahaan harus rugi sebesar empat ratus milyar dalam dua bulan belakangan ini. Yang ada di dalam pikiran wanita tua itu hanya satu. Dia tidak ingin jatuh miskin dan hidup di rumah petak. Menghela nafasnya begitu berat wanita tua itu memilih pergi. Jalan satu-satunya adalah menjodohkan anak perempuannya, dengan anak orang kaya. Beberapa hari yang lalu Selena teman arisannya, meminta wanita itu membawa anak perempuannya ke rumah. Untuk di kenalkan pada anak laki-lakinya. Selena juga mengatakan kondisi anak laki-lakinya pada wanita tua yang memiliki nama Grace. Jika anak Selena mengalami kebutaan ketika kecelakaan beberapa tahun yang lalu. "Tidak ada pilihan. Daripada jatuh miskin, mending Rana menikah dengan orang buta." gerutu Grace. Memasuki mobil dengan cepat Grace pun segera pergi ke kantor anak perempuannya. Rana Pramusita, adalah wanita dewasa berusia dua puluh lima tahun yang suka sekali melajang. Dia tidak suka terikat dengan sebuah hubungan apalagi pernikahan. Dia itu wanita bebas dengan segala kesuksesan yang ada. Dia suka hidup sendiri tanpa aturan, dan tidak suka di atur oleh orang lain termasuk Grace. Karena bagi Rana, larangan adalah perintah, sebuah sirine yang mengharuskan Rana melakukan hal itu. "Selamat siang Bu Grace …" Grace hanya meliriknya sebentar ketika mendengar sapaan itu. Sudah terkenal di kalangan karyawan, jika pemilik kantor ini terkenal sangat sombong dan angkuh. Begitu juga dengan anaknya Rana yang sama-sama terkenal sombongnya. Berbuat seenaknya, dan suka sekali merendahkan orang lain dengan ucapannya. Sesampainya di depan ruangan Rana. Grace langsung memasuki ruangan itu tanpa mengetuk pintu. Dan melihat Rana yang sibuk memainkan lipstik branded di tangan kanannya. "Rana …" panggil Grace dan membuat Rana menoleh kaget. "Mama ngapain kesini? Dan kenapa nggak bilang dulu!!" Rana bangkit dari posisinya dan menghampiri Grace yang duduk di sofa kantornya. "Nggak sempat. Mama pengen ngomong sesuatu sama kamu." "Apa." Pertama-tama Grace ingin tahu apa yang terjadi pada perusahaan ini. Dan kenapa uang perusahaan berkurang empat milyar dalam dua bulan belakangan ini. Dan laporan itu juga tidak begitu jelas dengan nominal yang banyak. Bukannya menjawab, Rana malau mengedikkan bahunya tidak tahu. Dia bahkan baru tahu jika ada uang perusahaan yang hilang sebanyak itu. Dan tentunya apa hubungannya uang hilang, dengan Grace datang ke kantor Rana? Langsung saja Grace menjelaskan apa yang terjadi pada Rana. Jika dia datang ingin menjodohkan Rana dengan pria anak dari teman arisan Grace. Pria itu sangat tampan, dan juga berkarisma, memiliki banyak uang dan juga perusahaan yang terkenal. Grace yakin jika Rana mau menikah dengan pria itu, hidup Grace dan juga Rana tidak mungkin menderita. Apalagi Grace sangat takut jika perusahaan ini akan bangkrut dan tutup selamanya. Dimana Grace sendiri akan kehilangan segalanya dan hidup di rumah petak. Berbeda dengan Rana yang langsung menolaknya dengan cepat. Dia tidak suka terikat, bahkan Rana berpikir jika dia akan menjadi wanita karir sepanjang hidupnya. Tidak menikah, tapi memiliki anak. Itulah impian kecil Raha kedepannya. "Jadi kamu mau kita tinggal di rumah petak? Atau tinggal dibawah kolong jembatan?" dengus Grace kesal. "Mama … masih banyak cara lain buat perusahaan ini kembali berkembang. Tanpa harus menyuruh aku menikah dengan pria pilihan Mama." protes Rana. "Nggak ada lagi!! Ini jalan satu-satunya, kamu menikah dengan dia. Dan menyelamatkan perusahaan ini, sebelum banyak karyawan yang demo karena belum kamu bayar gajinya." Grace terus saja berbicara dan membujuk Rana untuk mau menikah dengan pilihannya. Lagian anak Selena juga tidak buruk rupa. Dia sangat tampan, hanya saja memiliki satu kekurangan. "Kekurangan apa?" ucap Rana penasaran. "Dia mengalami kebutaan selama tiga tahun yang lalu karena kecelakaan. Itu sebabnya Mama pengen kamu nikah sama dia dan kuras habis kekayaan." Mata Rana langsung membulat seketika mendengar ucapan Grace. Apa ibunya ini sudah gila meminta Rana menikahi dengan orang buta? Bahkan membayangkan saja membuat Rana mengusap kedua lengannya. Sudah dipastikan jika pria itu tidak bisa bergoyang sama sekali di atas ranjang. Jangankan di goyang lihat lobang, lekuk tubuh Rana saja tidak akan bisa. "Nggak!! Gila apa Mama nyuruh aku nikah sama orang buta. Aku nggak mau." tolak Rana tegas. Dia disini seorang pemimpin dan dia harus tegas dalam mengambil keputusan. Dan nyatanya Grace tidak mau menyerah. Dia terus memaksa Rana untuk tetap menikah apapun caranya. Grace tidak ingin jatuh miskin, dan hanya ini jalan satu-satunya agar dia tidak jatuh miskin. Hidup menumpang di rumah pria buta yang akan menjadi calon mantunya. "Mama nggak menerima penolakan. Kamu akan tetap menikah dengan Abrisam, apapun caranya!!" ucap Grace tanpa mau diganggu gugat, dan membuat Rana mendengus kesal. **** Rana terus memikirkan bagaimana caranya untuk membuat pernikahan ini gagal. Dia tidak ingin menikah dengan pria buta, yang sama sekali tidak dia kenal. Abrisam Achazia Aska. Pria buta berusia dua puluh delapan tahun itu hanya mampu duduk di kursi roda. Pria itu hanya diam tanpa mau menyentuh makanan yang ada di hadapannya. Tentu saja bodoh!! Mana mungkin dia bisa makan sendiri tanpa bantuan. Ya, malam ini karena paksaan Grace, Rana memenuhi undangan makan malam sama dengan Abrisam dan juga keluarganya. Mereka ingin tahu bagaimana wajah dan juga sikap Rana. Dan untuk mendapat nilai baik di mata dia orang itu, Rana harus berpura-pura selalu tersenyum dan bersikap baik. Sikap yang sama sekali tidak ada pada dirinya. "Nggak dimakan?" tanya Rana heran. Pria itu tersenyum kecil. "Iya nanti." hanya itu yang keluar dari bibir Abrisam. Sejujurnya Abrisam juga tidak betah jika harus berada di tempat ramai seperti ini. Selain kondisinya, Abrisam juga tipe pria yang gampang minder dengan penampilan. Dia bahkan tidak tahu baju apa yang dia pakai saat ini. Entah bagus atau tidak, wangi atau tidak Abrisam juga tidak tahu. "Mau aku suapin?" tawar Rana. Pria itu menggeleng, dia bisa makan sendiri jika dia ingin. Hanya saja sebelum berangkat Abrisam sudah lebih dulu makan. Itu sebabnya dia masih merasa kenyang. "Aku makan ya." kata Rana akhirnya. Dia juga lapar, jika harus menunggu Abrisam kembali lapar. "Makan aja nggak papa. Jangan pedulikan aku." Yang ada Rana juga tidak ingin peduli dengan Pria buta itu. Tidak ada pilihan, Rana harus menjalankan rencananya untuk tidak menikah dengan Abrisam. Walaupun dia kaya, Rana menginginkan suami yang sempurna. Suami yang bisa menemaninya, dan juga suami yang bisa melayaninya dengan baik. Dan yang jelas Abrisam bukan termasuk kriteria pria yang diinginkan Rana. Tidak dipungkiri jika pria itu juga tak kalah tampan dan kaya. Hanya saja Rana takut jika Abrisam tidak akan bisa masuk. Menghabiskan satu piring spaghetti, Rana langsung mengusap sudut bibirnya dengan tisu. Dia kembali menatap Abrisam dengan jengah. Setelah itu, menatap empat orang tua yang tengah asyik bercanda tawa. Apa mereka tidak memikirkan bagaimana keadaan Rana saat ini? Sangat-sangat tersiksa dengan keadaan seperti ini. Rana ingin pulang, dan bermanja-manja pada kasur empuknya. Daripada harus melihat orang buta di hadapannya. "Sudah selesai makannya?" ucap Abrisam mengusir keheningan. "Udah kok. Barusan selesai." "Aku pikir masih lama. Soalnya aku pengen pulang. Aku tidak nyaman berada di tempat ini." Bagus!! Itu yang diinginkan Rana sejak tadi. Wanita itu langsung mengiyakan ucapan Abrisam, dan mengajaknya untuk pulang. Dan menawarkan diri untuk mengantar Abrisam pulang ke rumahnya. Tapi yang ada Abrisam menolak, karena dia datang bersama dengan keluarga. Maka dia pulang juga harus bersama dengan keluarga juga. Rana pun tersenyum walaupun pria itu tidak tahu. Setidaknya kedua orang tua pria itu tahu, jika Rana tengah tersenyum begitu tulus. Sial! Benar-benar memuakkan. Ini bukan Rana. Ini bukan dirinya yang suka menebar senyum ke semua orang. Rana adalah wanita yang angkuh, bukan wanita yang hobi tersenyum apalagi bersama dengan orang-orang baik. Dia mengakui jika dirinya adalah wanita jahat. "Rana terima kasih. Tante sama yang lain pamit pulang dulu ya. Semoga kita bisa bertemu dilain kesempatan." ucap Selena mengusap kepala Rana dengan lembut. Satu hal yang dibenci oleh Rana, ketika kepalanya disentuh tanpa izin. Grace saja tidak pernah melakukan hal ini, dan orang lain berani melakukannya. "Iya Tante. Semoga kita bisa bertemu kembali." balas Rana. Grace yang mengetahui maksud ucapan Rana langsung menyenggol lengannya. Tentu saja dia tahu apa yang dikata Rana saat ini. Jika mereka tidak akan bertemu kembali, dan Rana pasti akan menolak menikah dengan Abrisam. Pria buta yang kaya raya. Rana menatap kepergian Selena dengan wajah senangnya. Lalu menatap Grace dengan David bergantian. Tatapannya bahkan sekedar mengingatkan, jika dia tidak ingin menikah dengan orang buta. "Jangan macam-macam!! Kalau Mama bilang kamu harus menikah dengan dia. Ya kamu harus menikah dengan dia. Nggak ada kata nggak!!" tegas Grace. "Iya Rana. Ini demi kebaikan kamu juga. Kalau kamu menikah dengan Abri, Papa yakin jika hidup kamu akan bahagia dan bergelimang harta." tambah David. Rana tetap menggeleng sampai kapanpun dia tidak akan menikah dengan Abrisam. Tapi di depan orang tuanya, Rana menganggukan kepalanya. Tanda jika dia bersedia menikah dengan Abrisam. Dan tentunya dengan rencana yang akan Rana susun sedemikian rupa. "Yaudah aku mau menikah dengan dia, demi kalian berdua." kata Rana. "Gitu dong dari tadi, Mama kan nggak harus debat sama kamu dulu. Kalau kamu iya, nanti Mama bilang sama tante Selena. Buat mempercepat pernikahan kalian." jawab Grace bahagia. Tentu saja dia bahagian, orang setelah itu dia akan mendapat menantu orang kaya, yang bisa menyelamatkan perusahaannya. "Yasudah ayo kita pulang. Aku mau istirahat. Aku capek." wanita itu memijat bahunya, seolah dia benar-benar lelah. Lelah memikirkan cara untuk membatalkan pernikahan ini. Dan mereka pun memutuskan untuk pulang dengan hati gembira. Grace terus saja menyusun rencana pernikahan mereka, yang harus di gedung dan juga hotel mewah. Resepsi yang memukau, dan juga gaun yang harganya melebihi harga mobil sport. Benar-benar gila!! Pikir Rana. -To Be Continued- first. tab love kalian, komen dan juga folow akun aku. so, semoga kalian suka dengan cerita yang aku sajikan ini.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
102.4K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook