BROOKLYN membuka matanya lebar-lebar. Pagi yang indah! Gumamnya dalam hati. Kayla masih terlelep, kepalanya berada di lengan besar Brooklyn. Senyuman manis terbit di bibir Brooklyn. Pantas saja ia merasa tangannya menjadi kram. Kayla tidak bergerak dari posisinya sejak semalam. Perlahan, Brook memindahkan kepala Kayla ke bantal. Ia lalu beranjak turun dan bergegas menuju toilet. Brook seperti terlahir kembali. Ia lupa kapan terakhir kali merasa bahagia seperti sekarang. Setelah Kayla, ada bayi kecil yang akan segera mengisi hari-harinya. Brook membayangkan bayi kecil itu memiliki mata indah Kayla. Atau rambut lebat seperti Kayla. Ia berjanji akan melindungi Kayla dan bayi mereka dari apa pun. Suara getaran di ponsel Brooklyn membuat pria itu mempercepat langkahnya. Sebelum get