Untuk seorang wanita, buah hatinya adalah yang utama. Sesakit apapun hatinya atas perlakuan suaminya, Ulfa sanggup menahan. Tapi saat melihat buah hatinya terus saja tenggelam dalam kesedihan karena kehilangan, tentu Ulfa tak akan sanggup. Apalagi ini adalah putra satu-satunya yang sudah ia pastikan bisa menjadi tempatnya dan kedua putrinya berlindung, kelak. "Mama tahu kamu bersedih karena kehilangan Hana. Mama paham Danil. Tapi dengan kamu kayak gini, Hana pasti kecewa." Kembali Ulfa mendatangi Danil. Berusaha membujuk putranya itu untuk pulang ke rumah. "Selama ini ia sudah banyak membantu kamu. Bukan hanya dalam pelajaran. Mama tahu Hana sudah begitu dekat sama kamu. Jujur Mama juga gak ingin dia pergi, tapi kita gak bisa menolak takdir." Ulfa mengusap kedua sudut matanya. "Mau sa