Hanya menempel, tak lebih. Tapi itu cukup membuat Vivian kesetrum sekujur badan. Ia hanya melotot dan diam di tempat. Sama terkejutnya, Satria menjauhkan bibirnya. Entah berapa puluh setan yang merasukinya, hingga ia tak mampu mengendalikan diri seperti ini. Aura canggung langsung terasa di sekitar keduanya. Vivian mengerjap-ngerjap. Ia seperti orang linglung. Apa ini mimpi? Satria menciumnya! Sampai suara nada dering ponsel Satria terdengar nyaring di atas meja makan. "Itu... ponsel do-dokter bunyi." Tanpa menjawab apalagi menatap Vivian sedikit pun, Satria menjauh dan mengambil ponselnya. Gerakannya sedikit kaku, sebelum mengangkat telepon, Satria berdehem beberapa kali untuk menormalkan suaranya yang sedikit gugup. "Ya, hallo? Ada apa Kev?" "Kakak kemana aja? Mami heboh nyari kali