Dokter Arland masih mendiamkan Dimas yang baru saja duduk di hadapannya. Tak hanya ia yang tetap diam karena hal yang sama juga dilakukan oleh Dimas.
“Baiklah,” ucap dokter Arland yang tak lagi mau membuang-buang waktunya hanya untuk berurusan dengan Dimas. Ia menatap Dimas penuh ketegasan atas kemarahan yang susah payah ia tahan.
“Kamu sakit jiwa? Kamu kelainan apa bagaimana?” tegas dokter Arland langsung meledak.
“Aku tidak tahu bila Arunika akan sampai begitu,” ucap Dimas membela diri.
Balasan Dimas yang terkesan tidak mau disalahkan, langsung membuat dokter Arland emosi. Dokter Arland refleks melempar pulpen di tangan kanannya dan mengenai d**a Dimas. Dimas langsung terkesiap dan benar-benar syok dengan apa yang dokter Arland lakukan padanya. Padahal biasanya, selain memiliki waja
