Masih di titik yang sama. Titik di mana Arunika merasa kebersamaannya dengan dokter Arland membuatnya menemukan ketenangan yang luar biasa. Sekalipun ada suara lain selain dari kebersamaan mereka. Suara ramai dari luar rumah dan itu aktivitas warung pecel lontong yang masih ramai meski waktu sudah nyaris pukul sepuluh malam.
Dokter Arland masih duduk di sebelah Arunika, di bangku yang sama, di risban ruang tamu yang juga merangkap menjadi ruang keluarga di kediaman ibu Ningsih. Rasa khawatir itu masih menyelimuti hati dan juga tatapan dokter Arland pada Arunika. Di sebelahnya, wanita itu masih diam. Satu mangkuk bakso yang tersaji sampai tak lagi dihiasi uap mengepul, dan menandakan bakso yang langsung dokter Arland siapkan secara khusus tersebut sudah sampai dingin karena dibiarkan terl
