1. SEPAKAT.

1098 Words
Dua minggu sudah, tidak ada lagi kabar dari abangnya Anita. Bahkan keluarga pun tidak menanyakan kabar keadaan putranya di sana. Apalagi keadaan telah kembali normal. Namun, Anita masih aktif mengetik dan membuat cerita. Meskipun ia tidak terlalu aktif di jam tertentu. Karena di rumah sekarang pada sibuk, sang iparnya membuka usaha makanan di depan rumah. Sembari mencari nafkah untuk kedua anaknya yang masih kecil. Bahkan suaminya di sana cuma bisa mengejar, dan meminta untuk cari uang itu untuk membayar. Anita mengira setelah kasus itu tidak ada kabar lagi, pada malam harinya. Anita mendapat sebuah kejutan yang tidak terduga selama ini. Ya, abangnya menelepon istrinya, dan meminta Anita untuk bersiap-siap. Apalagi, Hardi meminta Anita untuk memakai pakaian yang cantik. Hanya satu cara agar dirinya pulang dengan selamat setelah ia sembuh dari bekas pukulan. Hardi akan pulang bersama dengan Andre. Tentu Anita was-was akan hal pemberitahuan dari abangnya. Tetapi Anita tidak ingin berpikir hal negatif, kelegaan yang dibuat oleh abangnya itu pun tenang. **** Tiga hari berikutnya, sesuai kabar dari Hardi, ia pun tiba di Indonesia. Tentu Anita tidak menuruti perkataan dari abangnya untuk memakai pakaian bagus. Di rumah sedang ramai, karena banyak pembeli. Jadi Anita menjaga keponakan sedangkan iparnya melayani pembeli. Pukul lima Sore, sebuah mobil masuk ke halaman depan rumah. Pertepatan pula Anita sedang menggendong keponakan yang masih balita berusia tiga bulan. Seseorang keluar dari mobil itu, namun Anita masih mengamati dua orang lelaki, dan membuka pintu seseorang keluar, itu adalah Hardi--abangnya. Setelah itu Hardi masuk ke rumah bersamaan dengan dua lelaki mengikuti Hardi dari belakang. Tetapi salah satu lelaki itu memperhatikan Anita untuk ikut masuk ke rumah. Namun Anita tidak menunjukkan ekspresi apa pun pada lelaki yang berikan senyuman padanya. Ketika berada di dalam rumah, Anita berikan segelas minuman dingin untuk tamu dari abangnya. Abangnya duduk bersamaan dengan dua lelaki itu, dapat Anita lihat dua orang lelaki itu seumuran dengan abangnya, namun salah satu dari dua orang itu ada yang lebih tua. Masih memperhatikan Anita terus. Anita memilih masuk ke kamar iparnya mengayun anaknya akan tidur. Lalu mama Anita pun menyambut dua orang lelaki dan juga istri Hardi. Di sana sedang berdiskusi sangat serius. Bahkan Anita memilih untuk tidak ikut campur. Ia menyanyikan lagu untuk keponakan agar mau tidur. Tetapi lelaki itu masih mengamati Anita sibuk mengayunkan putra bungsunya Hardi sembari memainkan ponsel kesayangan itu. Setelah bercakap-cakap serius. "Aku datang ke sini, bukan bermaksud melepas Putra Anda, Tante! Aku membawa Putra Anda pulang ke tanah air. Telah sepakat sudah aku janjikan pada Putra Anda! Mungkin Putra Anda sudah memberitahukan soal hal ini, kami datang untuk menukar utang dari Putri Anda, Tante!" ucapnya. Diana terkejut atas ucapan dari lelaki itu. Ya, lelaki itu adalah Andre, dan juga satu anggota kepercayaannya adalah Antoni. Hardi bisa menunduk tidak berani menatap mamanya. "Apa maksud mu?" Diana tidak mengerti maksud ucapan Andre tadi. Andre membungkuk dan mulai serius, ia pun menceritakan se-detailnya atas sepakat akan menukar utang Hardi ke Anita. Tanpa disadari oleh mereka. Diana seakan sesak tiba-tiba, ia tidak dapat percaya jika putranya memilih menukarkan ganti rugi dari adiknya sendiri, Anita. "Aku akan menarik Putri Anda menjadi istriku, jika Tante tidak setuju. Maka Hardi akan kami ke pihak berwajib atas mengorupsi perusahaan kami, mungkin hukuman Hardi semakin berat, dan seumur hidup," ucap Andre seakan mengancam. Anita yang akan keluar dari kamar iparnya, ketika mendengar langsung dari bibir lelaki terus memperhatikan dirinya. Betapa syok untuknya, bahkan Diana seorang mama mana rela menjual putrinya demi menukar ganti rugi perbuatan putranya sendiri. Hardi hanya bisa pasrah, ia harus menyetujui sepakat itu. Biarlah dirinya dianggap egois, mementingkan dirinya sendiri. Hanya itu ia bisa bebas dari kandang harimau. Andre pun melirik Anita, seakan senyuman itu mengancam nyawanya. Anita malah sangat marah, tentu ia tidak akan mau menikah dengan lelaki seperti Andre. Dari sikapnya saja dapat Anita rasakan, bahwa Andre terlalu angkuh, kejam, dan pasti hidupnya tidak akan bahagia. "Aku tidak setuju!" bantah Anita berani bersuara, walau dari cara nadanya sedikit gentir. Ya, demi dirinya. Ia tidak akan mau menikah dengan lelaki seperti Andre. "Baiklah, polisi sebentar lagi akan tiba, jika tidak setuju, mungkin bukan Hardi yang akan masuk penjara, tetapi istrinya juga," ucap Andre semakin mengancam. Rinda, istrinya Hardi pun terpaku kaku. Ia tidak berkutik setelah apa diucap oleh Andre tadi. "Sudah turuti saja!" titah Rinda meminta Anita menyetujui permintaan Andre. Anita langsung melayangkan api pada iparnya, ia tidak menyangka jika dirinya dijadikan percobaan. Bahkan satu keluarga baru memilih diri sendiri tanpa memikirkan dirinya. "Daripada kau di sini tidak ada pekerjaan lain? Mending menikah saja, jadi beban listrik di rumah sedikit ringan," tambah lagi Rinda bersuara. Anita tak bisa menahan rasa amarah, seakan tetesan air mata itu pun mengalir membasahi wajahnya. Andre pun bangun dari duduknya, dan menghampiri Anita. Andre tidak peduli sikap Anita padanya. Yang pasti semua telah sepakat setuju akan membawa Anita ke Filipina. Melanjutkan pekerjaan sebagai seorang istri yang baik. Andre merangkul Anita begitu mesra, Anita mencoba untuk menghindar dari rangkulannya. Diana tidak bisa berbuat apa pun. Andre membisikkan sesuatu pada Anita. ["Kau akan lebih bahagia jika menikah denganku, kau tidak akan merasa kekurangan apa yang kau inginkan. Daripada kau di sini? Lihat? Mereka tidak peduli padamu, mereka hanya memikirkan diri sendiri."] Anita pun mengamati mamanya, kakak iparnya, dan juga abangnya. Ya, benar. Anita tidak dianggap keluarga ini. Ia merasa kesal, ia sangat menyayangi mereka apalagi keponakan yang lucu. Apa sudah saatnya ia memilih untuk ikut dengan lelaki di sampingnya? Bukankah Anita berharap akan mendapat pasangan hidup ideal, dan mengubah masa depannya. Mungkin ini yang terbaik, menyetujui hasil lunas dari ganti rugi abangnya. Sesuai dijanjikan dan sepakat, akhirnya Anita pun mengemaskan pakaian. Sementara Andre dan Antoni menunggu di depan sembari merokok. Lalu Rinda seperti biasa meladeni pembeli yang terus datang. Lalu Diana kamar belakang sedang menelepon putrinya yang jauh. Memberi kabar kepada mereka bahwa Anita akan meninggalkan tanah kelahirannya. Setelah semua dikemas sedemikian rupa. Ia pun keluar kamar, sekali lagi ia melirik kamar untuk terakhir kalinya. Lalu ia menarik koper itu ke depan rumah. Antoni pun langsung membantu mengangkat kopernya ke mobil. Sedangkan Andre membuang puntung rokok yang ia isap tadi. Sebelum berangkat ke negara tetangga, Anita berpamitan pada mamanya. Tetapi saat di depan pintu kamar mamanya. Anita tidak sengaja mendengar percakapan dari mamanya itu. "Biarlah, asal Hardi sudah pulang. Mungkin sudah waktunya Anita menikah, kapan lagi? Menunggu pacar yang tidak jelas itu? Sampai kapan pun Anita tidak akan dinikahkan oleh lelaki tidak jelas itu. Kalau dilihat dari lelaki itu, dia serius!" ucapnya. Anita merasa sedih, bukannya menolak. Percuma ia menetes air mata. Mungkin ia akan memulai hidup baru, jika mereka memilih tak menginginkannya. **** BAGAIMANA? SUKA TIDAK? KALAU SUKA KASIH LOVE YA!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD