Cinta menangis dengan Adnan yang tidak diperbolehkan untuk mendekatinya. Gadis itu merasa sangat kecewa karena Adnan menyebarkan hal yang tidak-tidak tentang dirinya— terlebih orang-orang terus mempercayai kata-kata Adnan meski dirinya telah menjelaskan jika kehamilannya tidaklah benar. Di atas single sofa tamu ruang kerja Adnan, Samuel memandang penuh iba calon menantu kesayangan istrinya. Ia mengakui jika tindakan Adnan kali ini memang sudah terlewat batas. Anak itu benar-benar kehilangan akalnya dengan menyiramkan bensin ke dalam percikan api. Perihal Cinta yang tak dapat mempercayai kesungguhannya saja belum terselesaikan, dan sekarang Adnan malah membuat ulah yang mencederai nama baik gadis itu. “Adnan, Adnan..” desah Samuel, memijat pelipisnya. Adnan selalu saja membuat kepalanya

