“Untuk apa ibu ke sini?” Regan menatap ibunya dengan pandangan tak terbaca. Padahal ibunya itu baru saja duduk tapi kata sambutan yang diucapkannya terdengar menjengkelkan. “Eh? Apa maksudmu, Re? Apa pantas bertanya seperti itu pada seorang ibu yang merindukan anaknya? Ck, ck, ck,” ucap Salwa disertai gelengan kepala kemudian meletakkan kotak makan terbungkus furoshiki ke atas meja. Regan yang sebelumnya berdiri di sebelah sofa yang Salwa duduki, mendengus samar kemudian duduk di sofa lain. Ia merasa pasti ada sesuatu sampai-sampai ibunya itu datang. “Oh, ya, ibu bawa makanan kesukaanmu, loh,” ucap Salwa kemudian membuka furoshiki mengeluarkan kotak makan berisi nasi dan ayam mentega, makanan kesukaan Regan. Regan hanya diam tanpa melepas perhatiannya dari sang ibu, menunggu ibunya