“Ini.” “Terima kasih.” Mara menerima pisau dari ibu mertuanya digunakannya untuk memotong sayuran. Saat ini Mara berada di rumah orang tua Regan, berkutat di dapur dengan ibu mertua dan kakak iparnya, memasak untuk acara makan bersama. “Bagaimana, Mar? Sudah ada kabar baik?” tanya Sera yang tengah memotong daging. Mara menatap Sera dengan mata berkedip pelan. Ia tidak mengerti maksud kakak iparnya itu. “Ish, Sera, Mara kan belum lama keguguran,” sahut Salwa yang tengah membuat bumbu. Sera tertawa kecil dan mengatakan, “Biasanya bisa cepat punya anak lagi setelah keguguran, kan, Bu?” Salwa mengangguk. “Yah, kita doakan saja semoga Mara bisa cepat punya anak,” ucapnya disertai tawa kecil. Mara menatap kakak ipar dan ibu mertuanya bergantian dan setengah menunduk karena malu. S