Regan mungkin sudah gila mengatakan kalimat itu. Tapi, entahlah, sebagai seorang pria normal, sebuah ciuman yang panas membuatnya ingin melakukan lebih. Apalagi, ia dan Mara sudah sah sebagai suami istri, perasaannya juga telah berlabuh pada istrinya itu. Bibir Mara bergetar. Ia juga ingin melakukannya agar sepenuhnya menghapus jejak tangan Ranu yang pagi tadi menyentuhnya. Tapi …. “Me- melakukan apa?” tanya Mara dengan suara terdengar bergetar. Ia tak berani menatap Regan karena merasa wajahnya panas dan mungkin sudah seperti kepiting rebus. Regan tak menjawab dan kembali menyambar bibir Mara, memberinya lumatan-lumatan kecil sementara tangannya mulai menelusup masuk ke dalam piyama Mara. Tubuh Mara meremang, sekujur tubuhnya seperti digelitik saat tangan besar Regan membelai lembu