27. Keputusan Mara

1358 Words

Mara menggenggam kuat ponsel di tangan. Sebelum mengutarakan tujuannya, ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Ia sudah memutuskan, sudah menentukan pilihan. Walaupun sangat berat tapi, mungkin itu lah yang terbaik. “Aku ….” Suara Mara menggantung. Ia masih ragu, lidahnya terasa kelu meski keputusannya sudah bulat bahwa ia menerima pernikahan sebagai jalan keluar. Meski tampak terburu-buru mengambil keputusan, ia ingin masalahnya segera selesai agar sakit kepalanya segera usai. “Ya sudah, kita menikah saja!” Pada akhirnya satu kalimat itu terucap dengan lantang. Mara tak mengira hanya mengucapkan kalimat itu saja membutuhkan tenaga yang besar. Dadanya bahkan bergemuruh hebat, keringat dingin membanjiri tubuhnya. Dan saat telah terucap, tubuhnya terasa lemas. Ia seperti gunung berapi y

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD