BAB 20

1737 Words

“Dila Calling,” Zee memandang kearah layar persegi itu. Ah, ia sudah lama sekali tidak menghubungi Dila seniornya di kantor dulu. Zee lalu menggeser tombol hijau pada layar, ia melihat penampilannya di cermin. Ia letakkan ponsel itu di telinga kiri, “Iya mbak,” ucap Zee, ia memandang penampilannya, kemeja dan celana jins menjadi pilihannya kali ini. “Kamu apa kabarnya Zee ?,” ucap Dila dibalik speaker ponsel. “Baik mbak, mbak bagaimana kabarnya? Udah lahiran nggak?,” Tanya Zee, dikantornya dulu Dila lah menjadi tempat curhatnya. “Belum, pertengahan bulan depan sih prediksi dokter. Kamu kok enggak pernah hubungi mbak ?,” Zee lalu duduk di sofa, “Gimana mau ngubungin mbak, megang HP aja jarang mbak, sibuk deh pokoknya,” “Suka kerja di sana?,” “Enggak, pengen pulang ke Pontianak lagi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD