Afsheen tahu jika Fadia sedang marah, sebaiknya dia diam dulu. Dia tetap melakukan hal yang biasanya, merapikan Faine setelah mandi. Bayi mungil itu tertidur pulas dengan selimut hangatnya di kamar. Baru lah Afsheen menghampiri Fadia dan membawakannya cokelat hangat, Fadia masih merajuk, wajahnya menyiratkan hal demikian. Dia bahkan mengacuhkan tangan Afsheen yang terulur untuk memberikan cokelat hangat baginya hingga Afsheen memilih meletakkan di atas meja. Matanya condong menatap layar televisi meskipun Afsheeen tahu pikiran wanita itu entah ke mana? “Kejadiannya sudah sangat lama Fadia, jauh sebelum aku bekerja di club,” ucap Afsheen memulai pembicaraan. Fadia tak menoleh sedikit pun. “Kasusnya mirip dengan keluarga tante Pinkan, hanya saja suami dari tante ini adalah penyuka sesama