Hans tersenyum. Kemudian bergerak miring, menghadap Nirmala. Perasaan canggung kembali menghinggapi wanita itu. Tapi ia berusaha bersikap tenang. "Tapi enak di aku, nggak enak di Mas." "Kenapa ngomong gitu?" "Iyalah. Aku janda anak satu. Mas, masih bujangan." "Nggak masalah buat, Mas." "Terima kasih, ya. Sudah bisa menerima kami." Hans tersenyum dan menjawab, "Ya." "Mungkin suatu hari nanti, kamu akan ketemu Papa saat dia datang lagi ke rumah." "Papa? Pakdhe Danang maksud, Mas?" "Ya." "Beliau pulang?" Hans menceritakan semuanya pada Nirmala. Tentang pertemuan demi pertemuan itu. Mereka berbincang hingga larut malam. Entah pukul berapa Nirmala telah terlelap lebih dulu. Ia nampak kecapekan. Sedangkan Hans masih terjaga. Diambilnya selimut untuk menutupi tubuh istrinya. Raga yang