Elenora tersedak udara, buru-buru melambaikan tangan. "Oh, tidak—maksudku, aku tidak tahu harus menjawab apa." ujarnya sambil tersenyum canggung. Ya ampun, Elenora jadi gugup lagi, akhirnya gelagapan, bingung ditodong dengan pertanyaan itu. Pikirannya seolah blank. Hans tertawa kecil, berusaha mencairkan suasana. Sementara Jenia mengangkat alis. "Jadi kau nggak mau menikah dengan Elang?" Jenia melanjutkan sambil tertawa, “Hehehe… Kasian Bang Elang, ditolaakk!” Elenora kembali membuka mulut, tapi Herawati menepuk tangannya dengan lembut, menyelamatkannya dari situasi yang membuatnya merasa sangat canggung itu. "Kalian ini, jangan menakut-nakuti, Elenora. Ini pertama kalinya dia ke sini dan bertemu kalian. Tentu saja jadi gugup." Jenia terkikik. "Maaf, maaf. Aku hanya merasa lucu aja."

