When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Di seberang sana, Alan menyandarkan punggung di kursi kerjanya. Diletakan ponsel di atas meja. Diusap wajah dengan kedua telapak tangannya. Hari-harinya belakangan ini terasa sangat melelahkan untuk dijalani. Hidup yang tadinya cukup tenang, kini terasa penuh pergolakan. 'Tuhan, apakah ini cobaan bagiku. Cobaan untuk aku yang ingin kembali kepada jalanMu. Aku mohon padaMu, kembalikan Runa padaku. Aku mencintainya ... diapun mencintaiku, cinta yang tidak akan dia dapatkan dari Chad. Hanya aku yang bisa memberikan cinta begitu besar untuknya. Aku mohon ....' Alan kembali mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya. Ditarik dalam napas, lalu ia hembuskan dengan perlahan. Alan menatap ponselnya. Ia berniat menelpon Chad. Alan ingin membujuk Chad agar melepaskan Runa untuknya. Alan yakin,

