Entah sampai kapan aku harus meratapi nasib, rasanya, hidupku sudah tidak berguna lagi. Entah berapa kali lagi aku harus merasa kehilangan, rasanya, setiap saat ada nyawa yang melayang karena ulahku. Cukup, seharusnya semua ini sudah cukup membuatku ingin mengakhiri hidup. Tapi entah kenapa, insting bertahan hidupku lebih tinggi dari keinginan untuk mati. Entah berapa banyak tulisan yang harus kupersembahkan untuk menggambarkan rasa bersalah dan menyesal atas semua ulah konyol yang kuperbuat. Mungkin jika aku tulis ke dalam buku harian, satu atau dua buku tidak cukup untuk menuliskannya. "Masih belum ingin bangun?" Suara lembut perempuan muda berhasil mengalihkan lamunanku. Aku menoleh ke arahnya, perempuan itu sedang melipat tangan ke depan sambil tersenyum dengan sangat manis. Senyumny