Naura tampak tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk Bram. Sebuah rutinitas yang menyenangkan menurutnya semenjak rujuk kembali dengan suaminya itu. Roti panggang berisi daging, telur, dan selada terhidang di atas meja. Tidak lupa, Naura juga menyedihkan secangkir kopi untuk sang suami. Bram yang baru saja turun dari lantai atas langsung mendatangi Naura. Dia memberikan kecupan di kedua belah pipi, kening, dan berakhir cukup lama di bibir wanita itu. "Selamat pagi, Sayang. Maaf, aku bangun agak terlambat." Bram berucap lembut, tangannya menarik kursi yang tersedia, dan duduk di sana. "Nggak apa-apa, Mas. Ini juga belum terlalu siang. Kamu hanya terlambat bangun beberapa menit. Silakan dimakan, Mas. Aku buatin roti panggang spesial untuk kamu." Naura ikut duduk di kursi yang letaknya te