THCAI 57. Kesal “Bunda?” Aku terkejut mendapati perempuan yang telah melahirkanku dua puluh delapan tahun yang lalu ada di tempat ini. Aku sama sekali tak tahu dan menyangka Bunda akan hadir di acara ini. Dua hari yang lalu aku masih bertukar kabar dengan Bunda dan dia hanya bercerita kalau Gio menelponnya dan meminta doa restu agar diberi kemudahan dan kelancaran karena dia ingin melamar gadis pujaannya dan Bunda bilang dia memberikan restunya. Dan hal itu tentu saja sukses membuat hatiku makin berkeping-keping. Aku menatap Bunda dengan berbagai perasaan yang bercampur aduk di benakku, antara percaya dan tidak. Bunda sama sekali tak mengatakan kalau dia akan datang ke rumah Gio untuk menghadiri acara lamaran laki-laki yang sudah dia anggap anak sendiri itu kepadaku. Aku mulai menduga