Meminta putus tanpa alasan yang jelas

1179 Words
Jessie pun segera mengetik sebuah pesan untuk Nayara menggunakan ponsel milik Dexter. “Let’s break up!” Ting! Pesan pun terkirim. Jessie menahan tawanya, karena sudah membayangkan bagaimana ekpresi wajah Nayara. “Hehehe ... Rasakan kamu Nayara! Tapi ini belum cukup! Aku mau kamu dan Dexter benar-benar berakhir!” Ucapnya. Yang kemudian, dia mengetik kalimat selanjutnya untuk meyakinkan Nayara jika Dexter ingin mengakhiri hubungan mereka saat itu juga. “Nayara, kamu wanita yang sangat membosankan dan membuat aku benar-benar sudah hilang rasa sama sekali! Kamu memuakkan, aku bosan sama kamu! Sekarang aku sudah memiliki wanita yang jauh lebih menyenangkan dan lebih mengerti aku daripada kamu. Jadi, aku ingin mengakhiri hubungan kita sampai di sini dan setelah ini, jangan pernah hubungi aku lagi dan anggap saja, kita tidak pernah kenal sama sekali!” Jessie tertawa sendiri, lalu mengirim pesan itu dengan penuh semangat. Namun, setelah pesan itu terkirim. Secepatnya Jessie menghapus kedua pesan serta semua panggilan telepon dari Nayara, agar Dexter tidak tahu, jika Nayara sudah menghubungi dia berkali-kali. “Hahahaha ....” Jessie tertawa saat semua pesan, panggilan telepon dari Nayara berhasil dia hapus, lalu memblokir nomor Nayara, agar Nayara tidak bisa membalas pesan itu. “Setelah ini, hubungan kalian akan benar-benar berakhir! Hahahaha... Dexter kamu hanya boleh menjadi milikku!” Ucap Jessie, dia tertawa kecil sambil menatap ponsel yang sudah berhasil dia hapus. Dan setelah itu, Jessie melihat jika Dexter sudah selesai mengganti ban mobilnya dan bersiap untuk masuk kembali. Secepatnya, Jessie pun menaruh ponsel itu ke tempat semula, namun sebelumnya. Dia Memblokir nomor Nayara, agar dia tak bisa membalasnya. “Maafkan aku karena sudah berbuat sekejam ini! Tapi, aku juga mencintai Dexter, jadi aku ingin memiliki dia dan kamu harus mengalah Nayara,” Ucap Jessie, yang kemudian menaruh ponsel milik Dexter, lalu duduk dengan tenang seolah dia tidak melakukan apapun sampai Dexter pun masuk dan kembali duduk di kursi kemudi. Melihat Dexter yang sudah kembali dan mulai menyalakan mesin mobilnya. Jessie pun tersenyum ke arah Dexter. “Sudah selesai sayang? Kamu pasti lelah sekali kan? Emmm... Biarkan aku.... “ Jessie memegang lengan Dexter, namun Dexter menghempaskan nya. “Aku tidak lelah! Duduk diam dan jangan banyak tingkah!” Ucap Dexter dengan ketusnya. Membuat Jessie menarik kembali tangannya. “Emmm... Baiklah! Maaf kalau sudah membuat kamu kesal,” Ucapnya Jessie dengan tatapan memelas, tapi Dexter tak peduli sama sekali. “Ya!” Jawab Dexter dengan singkat, lalu setelah itu, mobil pun melaju kencang menuju tempat tujuan mereka, yaitu toko bunga yang ternyata letaknya tidak jauh dari taman tempat Nayara berada saat ini. Sementara itu. Di tempat lain. Ponsel Nayara pun berbunyi dan dua notifikasi pesan masuk pun terdengar. Nayara yang sedang duduk menunggu balasan dari Dexter pun langsung tersenyum, melihat dua notif pesan masuk dari kekasih nya itu. “Akhirnya kamu balas pesan dariku!” Ucap Nayara yang secepatnya, membaca pesan itu. “Ini... “ Seketika senyum Nayara pun menghilang, lalu tangannya gemetar hebat saat membaca pesan yang muncul di layar ponselnya itu. “Ini! Ini tidak mungkin! Dexter tidak mungkin dia... Dia tidak mengatakan hal semacam ini? Bagaimana mungkin dia tidak mencintai aku lagi? Dia ... Dia memiliki wanita lain di belakang aku?” Ucap Nayara yang benar-benar sangat terkejut saat membaca pesan dari kekasihnya dan pesan itu sungguh menghantan perasaannya sampai hancur. “Tidak! Lucasku tidak mungkin seperti ini! Ini pasti, dia ... Sedang mabuk atau Mungkin dia....” Nayara semakin terkejut ketika melihat nomornya di blokir. Membuat Nayara yang sempat masih memiliki sedikit harapan pun, hilang tak ada sama sekali. “Nomor aku diblokir? Lucas, kamu memblokir nomor aku?tega sekali kamu padaku!” ucap Nayara, air matanya mengalir ketika melihat betapa kejamnya pria yang sangat dia cintai itu. “Mengapa kamu jadi begini Lucas? Aku tidak menyangka kalau kamu sejahat ini!” Nayara terus menangis, hatinya semakin sesak seolah batu besar sudah menghimpit dadanya saat ini “Hiks ... Hiks ... Ka-kalau begitu ... Hu-hubungan kami ... Hubungan kami, benar-benar sudah berakhir sekarang? Lucas ... Di-dia sudah membuang aku ?” Ucap Nayara yang semakin terisak serta tubuhnya gemetar hebat, karena semua ini sungguh sangat tiba-tiba baginya. “Lucas! Ahhh ... Tidak! Dexter ... Kamu benar-benar sudah tidak mencintai aku dan hubungan kita selama bertahun-tahun hancur karena kehadiran wanita baru itu? Hiks ... Hiks ... Mengapa jadi begini? Kenapa jadi begini?” Ucap Nayara masih tidak menyangka, jika hubungan yang dia pertahankan selama tiga tahun dengan susah payah, telah hancur begitu saja. “Lucas! Kamu bukan Lucasku! Kamu Dexter pria dingin yang acuh tak berperasaan itu! Hiks ... Hiks ... Kenapa kamu tega melakukan ini padaku? Kenapa?” Ucap Nayara, dia terus menangis karena tak terima dengan keputusan Dexter yang sepihak itu. Nayara memanggil Dexter dengan panggilan Lucas, karena itu adalah panggilan istimewa darinya, karena dulu, awal mereka bertemu, Dexter memperkenalkan dirinya sebagai Lucas. Sehingga, sampai saat ini, Nayara akan memanggil Dexter sebagai Lucas sebagai panggilan sayang saat mereka bersama dan ketika marah, dia akan memanggil Dexter bukan Lucas. Sehingga, saat ini. Karena Dexter memutuskan hubungan mereka, bagi Nayara Lucasnya sudah pergi dan hanya ada Dexter, yang kejam pada dirinya. “Lucasku sudah pergi! Dia sudah pergi!” Nayara sudah tak memiliki semangat apapun lagi, hanya terus menangis sambil menatap kosong langit yang perlahan berubah warna dari biru menjadi jingga, serta, para pengunjung taman pun mulai berkurang, karena mereka kembali ke rumah mereka sendiri menyebabkan taman pun mulai terasa sepi. Hanya angin sore yang terus berhembus membuat daun serta ranting pohon menimbulkan bunyi yang membuat, hati Nayara semakin terasa pilu. Karena hanya kesepian lah yang kini, menjadi satu-satunya pengurang rasa sakit yang menggerogoti hatinya. Di taman yang mulai sepi dan langit sudah perlahan berubah menjadi gelap. Nayara terus menangis, dia meratapi hubungannya yang sudah kandas bersama dengan pria yang sangat dia cintai dan butuh banyak waktu untuk menenangkan hatinya yang sudah sangat kacau ini. Sehingga, Nayara hanya tetap diam dan tak mau beranjak dari taman itu. Sampai. Tiba-tiba saja. Sebuah tangan menepuk bahunya. “Ahhh!” Nayara tersentak dan secepatnya, dia menghapus air matanya, karena takut ada orang lain yang melihat air matanya. Sedangkan orang yang menepuk bahunya, langsung menaikan alisnya karena heran, melihat Nayara yang sedang menangis. “Dira, kamu kenapa menangis? Lalu ... Kenapa kamu masih di sini? Ke mana Lucas kesayangan kamu itu?” Tanyanya dengan tatapan heran. Nayara yang sudah selesai menghapus air matanya pun, langsung memasang ekspresi tersenyum di depan wanita yang tidak lain adalah sahabat nya selain Jessie. “Ahhh, Venna! Kenapa kamu bisa ada di sini?” Tanya Nayara yang berusaha tetap terlihat tenang dan dia tak mau kalau Venna mengetahui apa yang terjadi padanya. Namun, Venna yang sangat mengerti tentang Nayara pun, tidak bisa dibohongi dan hanya dia satu-satunya orang yang memahami kondisi sahabatnya itu. Sehingga, Venna pun segera menatap lebih dekat wajah Nayara dan dia pun bertanya lagi kepada Nayara. “Dira, kamu kenapa? Cepat ceritakan padaku! Tolong, jangan membuat aku merasa khawatir,” ucap Venna yang memaksa Nayara untuk bicara. Nayara pun tak bisa menahan air matanya lebih lama lagi, sehingga tangisan pun kembali pecah dan Nayara segera memeluk erat Venna saat itu juga .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD