LIFE LINE

2016 Words

Dia berjalan menyusuri jalanan yang sepi dengan langkah kaki yang tersedat-sedat, ada sebuah besi panjang menancap di paha kanannya.   Wajahnya tampak datar dengan mulut yang tertutup rapat walau sekali-kali mulutnya bergerak dan mengerang ketika telinganya mendengar suara. "Argh, argh," erang-nya. Aku yang sedang bersembunyi dibalik mobil yang berjarak beberapa meter darinya hanya mampu menahan napas. Tanganku menggenggam kapakku dengan erat, siap melayangkannya jika perlu. Suara detak jantungku juga sudah tidak karuan seolah akan lepas dari tempatnya. "Arhhhhhh," Brak. Trak. Dia berhasil menemukanku sehingga terpaksa aku harus melayangkan kapakku ke bagian tengah kepalanya hingga terbelah dua. Dia pun ambruk dan tetesan darah yang menghitam itu keluar dari sela kepala yang terbela

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD