"Komitmen kamu itu bukan seperti kamu mencintai wanita yang hidupnya normal dan hanya memikirkan shopping dan berdandan, jadi Papa mau kamu siap!" kata Denis. Karel mengangguk dengan wajah penuh keyakinan. "Tentu, Pah. Aku tahu jika dia pantas dipertahankan ketika aku menolongnya di jembatan," ucap Karel mengingat kembali momen dimana dia memegang tangan Via dan mata mereka saling mengunci satu sama lain. Denis menepuk bahu Karel dengan bangga. "Baiklah, Papa serahkan sisanya pada kalian. Semoga Tuhan merestui kalian berdua!" ucap Denis. Karel pun mengangguk dengan senyuman lebar di wajahnya. "Terimakasih, Pah!" ucapnya dengan wajah berbinar cerah. Denis lalu bangkit berdiri, dia beranjak ke kamar untuk membersihkan diri. Karel kembali merebahkan punggungnya dengan lega. "Rintan