"Apa lagi yang kamu cari, Nak? Semua yang kamu dapatkan dari Karel, Bapak rasa itu sudah lebih dari cukup!" ucap Daryl. Via terdiam dan tertunduk dalam. Saat ini keduanya sedang berbicara empat mata di bagian belakang rumah sakit di lantai atas, dari situ mereka bisa melihat ke arah taman di bawah sana. Kebetulan malam ini cerah dan ada banyak orang yang juga duduk di sana. Kebanyakan mereka adalah keluarga pasien yang ingin sekedar menghirup angin segar sebelum menemani kerabat mereka lagi. Daryl mengajak Via untuk bicara berdua saja karena memang ada hal yang terlalu riskan jika didengar orang. "Aku khilaf, Pak." Daryl menghela napas berat, dia paham arti dari kalimat singkat itu. Seperti anaknya sendiri yang melakukan kesalahan, Daryl juga kecewa dengan perbuatan Via. "Bapak kec