Ryan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan negara ini. Keputusannya sudah bulat untuk tinggal di Paris, dengan alasan memperbesar perusahaan mereka yang sedang berkembang di sana. Padahal, dia membawa hatinya yang hancur sejak langkah pertamanya meninggalkan apartemen. Aruna dan Effendy tentu senang mendengar itu, mereka langsung mempersiapkan semuanya untuk menyambut putra sulung kesayangan mereka itu. "Akhirnya kamu datang juga, Sayang!" sambut Aruna memeluk dan mencium Ryan dengan gembira, meski yang dipeluk menampilkan wajah dingin dan datar. "Aku mau tinggal sendiri, jadi aku ke sini hanya mampir saja!" kata Ryan seraya menarik diri dari Aruna. Effendy mengerutkan kening melihat itu, tapi dia tak mau ambil pusing karena yang terpenting adalah Ryan sudah ada di sini. "Apa kamu su