32. Berniat Pergi

1506 Words

Seandainya tak takut anaknya terbangun mungkin Nadine akan mengetuk keras pintu kamar rawat agar di izinkan masuk. Tapi ia masih bisa menahan diri. Nick biasanya sangat rewel kalau sakit atau demam. Nadine juga maklum kenapa Shaka bisa semarah ini. Nadine kemudian duduk di kursi dingin ruang tunggu di depan ruang rawat anaknya. Tubuhnya memang terasa lengket karena belum sempat mandi, tapi ia rasanya tak punya tenaga untuk pulang kerumah lagi. Kepalanya juga berdenyut nyeri memikirkan semua masalah yang ada di dalam hidupnya. Selama ini ia sudah main aman, tak pernah menyangka jika badai sebesar ini akan datang dan menerpa perusahaannya. Nadine merebahkan tubuhnya di kursi dingin itu berbantalkan tas yang di bawanya. Memejamkan matanya sampai tak sadar ia tertidur. *** Se-marah apapun

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD