Bab 57

2036 Words

Malam menyelimuti langit kota. Lampu-lampu gedung mulai menyala, membentuk pola indah dari kejauhan, namun bagi Ruby, gemerlap itu tak lebih dari sekadar bayangan semu. Ia berdiri di balkon apartemennya yang terletak di lantai tiga puluh satu. Angin malam membelai rambut panjangnya, tetapi hatinya tetap dingin, penuh perhitungan, penuh luka yang lama dipendam dan kini menyala menjadi api dendam yang tak terpadamkan. Tiba-tiba, bunyi bel pintu terdengar. Ruby tak bergerak, hanya mengedipkan mata sekali, lalu menekan tombol interkom. “Masuk.” Pintu terbuka beberapa detik kemudian. Seorang pria tinggi dengan bahu kokoh melangkah masuk, raut wajahnya menyiratkan kegelisahan meski ia mencoba menyembunyikannya. Langkahnya ragu namun tegas. Dia adalah Varo. Ruby masih berdiri di balkon, pungg

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD