bc

✔THE SEXY MAID (IDN)

book_age18+
8.4K
FOLLOW
77.5K
READ
arrogant
maid
drama
sweet
humorous
brilliant
single daddy
city
virgin
husband
like
intro-logo
Blurb

Cerita ini sudah TAMAT namun GANTUNG tidak ada LANJUTAN apa pun.

****

Finna Larasati adalah seorang wanita biasa pada umumnya, namun siapa yang menyangka jika Finna akan dijadikan seorang istri dari salah satu seorang pengusaha terkenal di Negara London. Bahkan pengusaha itu juga seorang pria yang sangat harus akan hubungan.

Memiliki seorang putri satu-satunya, namun tidak ada yang tahu jika pria yang sudah lama berduda itu memiliki seorang putri yang cantik. Tetapi semua itu hanya sandiwara dari istrinya demi harta kekayaan dari suaminya sendiri.

Dibalik itu semua, Finna menjadi sasaran empuk bagi musuh yaitu Arlina. Apakah nantinya Finna bisa melewati semuanya.

chap-preview
Free preview
CHAPTER 1
Finna masuk ke kamar Arletta di penuhi berbagai  gambar Frozen di seluruh dinding hingga lemari, dan tempat tidurnya. Arletta menyukai gambar Frozen. Waktunya dia harus bangun, Finna merapikan mainannya yang berantakan itu. "Sayang, wake up, sudah pagi. Waktunya bangun, mandi, bersiap sekolah." Finna menepuk bahunya yang di selimuti oleh bedcover Frozen. Arletta mengerang untuk tidak ingin bangun, dia sangat mengantuk. "Satu menit lagi, Maid," "Ayo, bangun. Jika kau tidak bangun, mungkin beliau akan menghukum dirimu. Come on, Baby." Finna terus membangunkannya, Arletta mengerang melebarkan kedua tangan, dia membuka kelopak matanya yang besar dan bulat. "Ayo, jadi anak perempuan tidak boleh malas. Nanti dibenci sama anak laki-laki." Finna mengepakkan bedcover dilipat rapi. Arletta turun, langsung masuk ke kamar mandi. Tak lama kemudian, Arletta selesai mandi dilengkapi pakaian seragam sekolahnya merah cokelat kotak-kotak. Arletta masuk sekolah playgroup di salah satu sekolah milik keluarga Cornelius tentunya. Deron adalah pengusaha Industries Property terkaya di London. Arletta turun pelan-pelan dari anak tangga itu, Finna menyusul. Kemudian terakhir anak tangga Arletta berlari menuju ke meja makan. "Pagi, Papa," sapa Arletta duduk di sebelah Deron. Deron menyambutnya hangat. "Pagi juga, Sayang." Finna menyiapkan sarapan sepotong Sandwich dan beberapa potongan steak untuk mereka berdua. Ada beberapa pelayan mengurus, tapi Deron tidak mengizinkan mereka sembarangan menyentuh barang yang ada di dalam rumah. Deron sangat protektif dan posesif soal barang berharga. "Kau tidak ikut sarapan?" tanya Deron pada Finna berdiri bersebelahan dengan Arletta. "Tidak, Tuan," jawabnya sopan. Arletta begitu lahap menyantap sarapan buatan Finna. Finna membersihkan wajah Arletta yang berlepotan akan saus mayones. Deron melirih tubuh lengkungan Finna saat membersihkan wajah anaknya. Posisi merunduk terlihat belahan bagian depannya. Deron tidak sengaja melihat, dia terus menelan salivanya bersusah payah dengan sarapan ada di mulut. Ia harus menahan rasa gusar di bagian bawah. "Ek-hem! Arletta, apakah kamu sudah selesai? Papa tunggu di mobil." Deron berdiri lalu mengambil tas kantornya, menuju ke pintu utama. Arletta baru saja selesai dengan sarapannya, tanpa ada sisa. Finna senang melihatnya. Arletta turun dari tempat duduknya menyusul ayahnya. Finna mengantar Arletta sampai di depan mobil yang sudah menyala, Finna membuka pintu untuknya. Arletta duduk bersama Ayahnya di belakang. Finna merunduk tapi dia menutupi bagian atasannya. "Figthing Arletta." Finna menyemangatinya sebelum tiba nanti di sekolah. "Bye!” Finna melambaikan tangan, setelah mobil itu keluar dari kediaman Cornelius. Deron berada di mobil, sementara Arletta terus menyanyikan lagu frozen. Sampai di sekolahnya, sebelum turun, Arletta mencium tangan ayahnya, tentu Deron membalasnya. Finna bersenandung ria menyanyikan lagu heartbeat dari Christopher. Finna membersihkan kamar milik majikannya. Finna sudah terbiasa dengan ruangan kamar milik Deron. Finna menyukai Design kamarnya. Warna dinding abu-abu, bahkan dindingnya berbentuk zig-zag. Namun, di kamar itu mempunyai kharisma tersendiri. ***** Hari sudah sore, Finna akan bersiap menyiap makan malam untuk mereka. Setelah selesai pekerjaannya, waktunya ia mengurus putri majikannya. Sebentar lagi Deron pulang dari pekerjaannya. Setelah selesai memandikan Arletta, anak itu langsung menuju ke ruang khusus di lantai dasar, tempat bermainnya anak perempuan. Banyak macam mainan dan boneka. Deron baru saja sampai di rumah dengan wajah lelahnya, ia menghempaskan tubuhnya yang letih itu di atas sofa. Finna menemani Arletta bermain, Deron beristirahat sebentar, setelah itu ia baru akan membersihkan diri. Melihat sekitar rumah sangat sunyi, di atas meja makan telah terhidang masakan dari Finna. Deron bangkit dari duduknya untuk menuju ke kamarnya. Karena kamarnya di lantai dua, tentu melewati ruangan khusus milik anaknya. Pintu terbuka sedikit membuat ia mengintip. Di sana Finna sedang bermain bersama putrinya. Deron bukan melihat Arletta tetapi Finna, sang pengasuhnya. Namun pakaiannya melekat di tubuh langsingnya, serta kancing depan terbuka sedikit karena padat bagian bulatan itu. Deron terus melihat menatap bagian itu membuat miliknya seakan sesak. Sudah lama Deron tidak bersetubuh dengan wanita setelah istrinya pergi bersama selingkuhannya. Finna seperti merasakan ada seseorang memperhatikan dirinya dibalik pintu itu, Deron pergi dari tempat itu sebelum Finna menyadari dirinya sedang mengawasi setiap lengkung tubuhnya. "Maid, aku mengantuk," ucap Arletta mengucek kedua matanya. "Kalau begitu, aku temani kau tidur," kata Finna membereskan barang mainan itu, kemudian membawa Arletta ke kamarnya. Deron baru saja selesai membersihkan diri, ia sangat segar saat tubuhnya terlinang air dingin tadi. Finna baru saja meniduri Arletta, ia pelan-pelan menutup pintu kamarnya. Kamar Arletta bersebelahan dengan kamar Deron. Sedangkan kamar Finna ada di bawah berdekatan dengan kamar khusus milik Arletta bermain tadi. Deron keluar, mereka berpapasan saat Finna berbalik. Finna memberi hormat pada tuannya. Deron memerhatikan penampilan Finna, lebih berbeda atau mata Deron saja. "Silakan Tuan, makan malam suda—" Deron tetiba[1] mencondongkan tubuhnya ke dinding melumat bibirnya. Tidak memberi kesempatan untuk Finna menolak, Finna sulit melepaskan ciuman itu, namun entah kenapa Finna jadi luluh dan terbuai oleh ciuman milik tuannya.  Finna juga menginginkan itu, ia juga sudah lama tidak merasakan ciuman dari seorang pria kaya raya. Tidak sia-sia ia berpenampilan agar seperti ini supaya tuannya memberinya lebih perhatian. Deron menciumnya, mungkin rasa laparnya tidak bernafsuu untuk mencicipi masakan ada di meja tersebut. Hanya Finna membuatnya merasa kenyang. Deron mengangkat tubuhnya, kemudian masuk ke kamarnya. Finna membalas ciumannya, pelan-pelan pada akhirnya Deron membaringkan tubuhnya. Mereka melepas ciuman itu. Finna tersengal-sengal yang dia dapatkan. Selain duda ternyata nafsuunya mengerikan. Finna menyentuh bidang majikannya. Deron menatapnya, matanya begitu memikat untuk meminta lebih. "Tuan," panggil Finna pelan. Deron masih menatapnya. Ia membiarkan Finna menyentuhnya. Bisa ia rasakan bahwa wanita ini  sedang menggoda dirinya. "Kau mencoba menggodaku?" tanya Deron dengan suara khas berat yang sexy. Finna menatapnya, mata mereka intens bertemu. Seperti Finna mengetahui kalau Deron memang menginginkannya. Finna menggigit bibir bawahnya, Deron melirih, ia tidak suka wanita menggigit bibir menahan nafssunya. Deron kembali menciumnya sekarang lebih lembut, tidak merasa seperti pertama kali, Finna merangkul kedua tangan di lehernya. Jari jemari Deron telah meremas kenyal. Deron terus mencium panas bertukar salivanya, tangan Deron yang lolos masuk di baju Finna, Finna merasa geli dengan elusan dari Deron, Deron mencari kaitan balutan kembarnya itu. Setelah terlepas, Deron perlahan membuka kancing kemejanya.  Air liur mulai keluar akibat nafsuu membara. Deron melepaskan ciuman panas. Deron terpukau apa yang ia lihat saat ini. Finna tersipu merah tidak sanggup melihat miliknya sendiri. Dia telah terangsang hanya sebuah ciuman panas. Deron menelan salivanya. "Besar dan bulat, kau sering meremasnya?" tebak Deron menatap Finna. Finna mengakuinya pelan-pelan. Finna menahan desahan agar Arletta tidak terbangun, karena Deron mulai mengemutnya. Desah Finna telah lolos dari mulutnya. Deron geram menggigit sesekali. Finna merasa sakit dibagian itu saat digigit oleh Deron. Deron menjilatnya seperti es krim. Tidak ingin yang satu cemburu, Deron kembali mengemutnya, sepertinya rasa ini lebih padat, Deron terus mengisap bagai permen gulali, Finna dari tadi menahan agar tidak bersuara, namun sulit karena rangsangan dari Deron membuatnya seperti ingin mengeluarkan birahiinya. Deron tahu Finna mulai terangsang dengan bagiannya. Tangannya sudah menjelajahi bagian sensitif yang paling luar biasa. Disentuh dengan jari tengah saja. Deron menghentikan emutan itu. Dia menarik roknya serta celana dalamnya. Di sentuh, Finna klimaaks pertama kali. Finna seperti mengeluar sesuatu yang panas. Jari Deron basah dan juga bajunya. Diangkat satu kaki untuk melebarkan. Finna seakan tak kuasa dengan permainan dari majikannya, ia sangat menikmati walau ia harus mengeluarkan desah. "Ya terus, berteriak sekuatmu. Aku suka sekali," ucap Deron memerintahkannya. "Tuan—jang—"  Finna tidak tahan ia benar-benar seperti pelaacur sekarang. Deron menghentikannya, Deron melepas celananya. Finna bisa melihatnya. "Tuan, aku rasa ... aku rasa ... itu ... tidak akan muat." Finna ragu untuk melakukannya. Tapi, Deron tidak peduli karena ia tergoda oleh Finna si pengasuh Arletta. "Aku tidak peduli, muat atau tidak. Kau sudah membuatnya berdiri. Jadi, aku mau kau menuntasnya malam ini. Jadi, tahan dan nikmatilah." Deron menekan kepalanya untuk menerobos milik Finna. Finna merasakan ini sangat sakit tidak tertahankan. Finna membungkam mulutnya hanya rasa perih, dan sakit itulah yang akan membuat majikannya nikmat.  Deron mendorong agar bisa masuk. "Shit!" umpat Deron Teriak Finna dengan bagian selangkangannya terkoyak, Deron mendiaminya, agar rasa nyeri dibagian itu tidak terasa sakit. Finna tidak mampu merasakan benda panjang besar masuk ke lubangnya. Setelah cukup lama, Deron mulai pinggulnya maju mundur keluar masuk memacu dalam hentakan. Kembali Finna mendesah, ini desahan lebih luar biasa, Finna mulai merasa nikmati genjootan dari Deron. Semakin cepat gerakannya membuat Deron mengerang hebat, untung kamarnya sedikit mengendap suara. Mereka di kamar bersanggama hingga larut malam. Finna orgasme ketiga kali. Posisi mereka berbeda, Finna di atas, Finna posisi dogstyle, hingga posisi miring. Finna tidak kuat lagi permainan hubungan ke lima kali. Deron sangat kuat tanpa lelah, membuat Finna tergeletak tidur tanpa bersuara. Deron menghentikan seksualnya. Kemudian mencium kening Finna, ditutupi selimut padanya. Deron memeluknya seperti sepasang suami istri.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

My Sexy Boss ⚠️

read
539.9K
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
925.1K
bc

Living with sexy CEO

read
277.7K
bc

I Love You Dad

read
282.8K
bc

Yes Daddy?

read
798.1K
bc

Call Girl Contract

read
325.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook