Reya mulai terjaga perlahan. Merasa tidurnya sangat nyaman, dia menjadi enggan untuk beranjak dari perpaduan. Sudah lama sejak berada di alam bawah sadar, baru kali ini dia menemukan tempat ternyaman. Dilingkarkannya tangan lebih erat pada sesuatu yang sudah membuatnya nyenyak semalam dan kembali merapatkan mata. Namun, perasaan itu tiba-tiba buyar saat tiba-tiba dia menyadari sesuatu. Reya mulai gelisah, dibukanya mata lebar-lebar untuk memeriksa keadaan, dan senyum Sean langsung mengawali paginya hari itu. "Selamat pagi, Reya," sapa Sean yang wajahnya berada tepat di depan wajah Reya. Reya cukup tersentak mendapati diri seranjang dengan pria itu. "Bagaimana bisa?" ucapnya tak percaya. "kau apakan aku, Sean," tuduhnya berlanjut. Sean tak menghiraukan, malah dia tetawa melihat eksp