Ravel sudah rapi dengan setelan kantornya seperti biasanya, ia turun ke bawah menuju ruang makan. Di sana Salwa sudah menyiapkan sarapannya dan tak lupa teh hangat yang terkadang ia minum sebagai ganti kopi. “Kamu mau ke mana?” tanya Ravel saat Salwa hendak meninggalkan ruang makan dan tidak menemaninya. “Mau ke ruang tengah, nonton,” balas Salwa tanpa menatap Ravel. “Di sini aja, temani aku makan,” pinta Ravel, menahan tangan istrinya. “Kamu kan udah besar, masa makan ditemani juga? Aku beneran mau nonton,” jawb Salwa tegas lalu menepis pelan tangan Ravel. Tanpa menunggu balasan dari Ravel, Salwa berlalu pergi ke tempat tujuannya semula. Ravel hanya menghela napas melihat kepergian istrinya. Sepertinya Salwa benar-benar dalam suasana hati yang tidak bagus. Ravel segera memulai sara