Setibanya di Jakarta, Ravel dijemput oleh Salwa. Gadis itu memaksa untuk menjemputnya, padahal Ravel sudah mengatakan akan dijemput oleh supirnya. Tapi pada akhirnya, ia tidak bisa menolak permintaan kekasihnya itu. Ravel berjalan sembil mendorong trolley, ia melihat sekeliling, mencari sosok Salwa yang katanya sudah berada di bandara. Mata Ravel akhirnya menangkap sosok yang sangat is kenal. Ternyata gadis itu sedang duduk sembari main ponsel. Ravel tersenyum lalu bergegas mendekati Salwa. “Aku sudah di sini,” ucap Ravel. Kepala Salwa terangkat, senyum lebar langsung terpasang di wajahnya yang cantik. “Selamat datang, maaf aku malah main game.” “Nggak masalah, yuk pulang!” ajak Ravel santai. Salwa mengangguk, ia menyimpan ponselnya di tas kemudian berjalan di samping Ravel. “Itu kard