Hanya terdengar suara tangisan yang terdengar dari mulut Luna saat ini. Setelah tadi Bastian mengurung tubuhnya dan juga mencium bibirnya begitu intens hingga sekarang mereka berakhir dengan saling berpelukan dengan tak memakai sehelai benang pun. Yang berarti Bastian sudah mengambil keperawanan dari Luna. Dan yang lebih parahnya lagi menjadi mereka masih berada di rumahnya Rini.
"Kenapa kakak melakukan hal itu?" tanya Luna masih menangis sambil membelakangi badannya.
Bastian pun langsung memeluk tubuh telanjang Luna dan mengecup bahu Luna.
"Maaf kalau kakak berbuat kasar sama kamu. Tapi kakak tidak menyesal melakukannya dengan kamu. Karena dengan begitu kamu tidak akan bisa lepas dari kakak," jawab Bastian yang memang tak merasa menyesal.
Tangis Luna semakin pecah ketika mendengar jawaban dari Bastian. Mulai saat ini hidupnya benar-benar sudah ada tak bisa lari dari seorang Sebastian Philip. Sebenarnya dari awal Luna sudah tahu jika hidupnya sudah tak sama seperti dulu sejak ia menandatangi perjanjian dengan Bastian. Tapi tetap saja ia masih belum tahu hubungan diantara mereka berdua saat ini. Padahal tadi pagi jelas-jelas ada wanita yang mengaku sebagai calon istri Bastian. Terus dia sendiri apa bagi Bastian. Apakah dia hanya sebagai seorang pelayan yang hanya memuaskan nafsunya saja. Luna tak mau mengingankan hal itu.
"Sebenarnya hubungan kita ini seperti apa kak? Aku tahu aku hanya sebagai pelayan kakak dan tak bisa mengharap lebih tentang hubungan ini. Tapi tadi pagi kakak memperkenalkan aku sebagai calon istri kakak. Dan itu membuat aku bingung dengan semua ini. Dan tadi kakak tahu kan jika tadi aku mau berbicara dengan kakak-adik setelah kakak memeriksa keadaan pasien. Aku mau menanyakan soal kata-kata kakak yang mengatakan jika aku adalah calon istri kakak. Dan ketika aku menunggu kakak kembali ada wanita yang mengaku sebagai istri kakak. Sebenarnya aku juga tak mempermasalahkan hal itu karena aku sadar diri siapa aku yang sebenarnya. Tapi yang membuat aku marah ketika dia merendahkan aku bahkan menghina aku w************n. Dan juga dia menuduh aku hanya menginginkan uang dari kakak. Padahal tak pernah terbersit sedikitpun di pikiran aku soal itu. Kalau masalah uang aku masih bisa mencarinya sendiri. Walaupun uang yang aku dapat tak sebanyak yang yang kakak punya tapi aku sangat bersyukur dengan apa yang aku dapat. Jadi aku mau kakak menjelaskan hubungan kita yang sebenarnya." Luna pun mengatakan apapun yang mengganjal di hatinya.
Bastian masih mengecup bahu telanjang Luna. Sepertinya ia mulai ketagihan dengan tubuh Luna. Bahkan hanya dengan mencium harum tubuh Luna saja membuat dirinya mulai b*******h lagi.
"Kak stop mencium bahu aku. Aku mau kakak menjawab pertanyaan aku tadi," kata Luna sebal.
"Hahahaha....."
Bastian tak bisa menyembunyikan rasa senangnya karena melihat tingkah Luna yang cepat sekali berubah.
"Sayang kamu memang wanita yang menarik. Pantas saja aku tak bisa jauh-jauh dari kamu. Dan yang pasti aku mulai ketagihan dengan tubuh kamu setelah kita melakukan hubungan intim. Yang paling penting lagi aku selalu suka berubah ekspresi yang kamu tunjukkan saat ini," jawab Bastian yang berusaha membalikkan tubuh Luna untuk menghadap kearahnya.
Sebenarnya Luna tak ingin membalikkan tubuhnya di hadapan Bastian. Luna malu saat ini di tatap begitu intens oleh laki-laki yang sudah mengambil sesuatu yang seharusnya ia jaga untuk suaminya kelak. Tapi sepertinya semuanya tak bisa ia berikan untuk suaminya.
"Dari tadi kakak menunggu sampai kamu selesai biacara. Kakak ingin tahu isi hati kamu yang sebenarnya. Dan setelah ini dengarkan apapun yang akan kakak sampaikan sama kamu. Dan ingat jangan menyela jika kakak bicara nanti," pinta Bastian.
Luna pun mengangguk mengerti dengan permintaan yang dikatakan oleh Bastian.
"Yang pertama wanita yang mengaku sebagai calon istri kakak itu bernama Tania dia adalah anak pemilik rumah sakit. Dari dulu dia memang sudah suka sama kakak tapi kakak tak pernah menggubris sama sekali. Karena saat itu kakak memang sedang tak ingin menjalin hubungan dengan wanita manapun. Jadi kakak tak pernah menanggapi sama sekali. Dan jika kamu tanya kenapa kakak menyebut kamu adalah calon istri kakak karena memang pada kenyataannya kamu adalah calon istri kakak. Awalnya kakak pikir dengan menemukan kamu kakak bisa membalas budi atas apa yang kamu dan ibu kamu lakukan pada kakak dulu. Tapi seiring berjalannya waktu kakak menyadari satu hal. Kakak menyadari bahwa kakak sudah jatuh cinta dengan kamu." Bastian pun mulai menjelaskab semuanya kepada Luna.
Luna kaget mendengar perkataan dari Bastian. Ia tak menyangka jika Bastian mengatakan isi hatinya kepada Luna.
"Kamu tahu ketika kamu tak ada di ruangan kakak saat kakak kembali dari ruang ICU kakak sempat kaget jika terjadi sesuatu yang buruk terhadap kamu. Tapi setelah kakak mencari tahu ternyata kamu pergi setelah Tania datang. Sehingga kakak pun mencari keberadaan kamu hingga akhirnya kakak menemukan kamu disini," kata Bastian kembali menjelaskan.
Lagi-lagi Luna dibuat terkaget-kaget ketika mendengar penjelasan dari Bastian.
"Tapi bagaimana kakak bisa menemukan aku disini? Aku gak pernah bercerita tentang rumah Rini. Jadi gak mungkin kakak bisa menemukan aku disini." Luna pun kembali menanyakan kepada Bastian.
Bastian masih asyik mencium leher Luna yang sepertinya benar-benar candu dengan tubuh Luna.
"Kak stop mencium tubuh aku terus. Aku mau dengar penjelasan dari kakak," kata Luna yang mulai sebal dengan tingkah Bastian.
Bastian pun menghentikan tindakannya mencium leher Luna. Dan kembali menjawab pertanyaan dari Luna.
"Mudah bagi kakak untuk bisa menemukan kamu. Jadi kamu gak perlu tahu bagaimana kakak bisa menemukan kamu. Kamu hanya perlu ingat satu hal jika kamu gak bisa pergi dari sisi kakak. Dan untuk itu kakak mau kita segera menikah. Dengan menikah kamu gak bisa pergi dari sisi kakak," kata Bastian yang tiba-tiba melamar Luna.
Luna menutup mulutnya ketika mendengar Bastian melamar dirinya. Walaupun lamaran dari Bastian tak romantis sama sekali. Tapi tetap saja Luna kaget dibuatnya. Ini bukan lamaran pertama yang diterima oleh Luna. Tapi tetap saja ia masih tak menyangka jika Bastian akan melamarnya.
Luna mencoba untuk mencerna semuanya dan ia pun menatap wajah Bastian. Ia ingin melihat apakah ada kebohongan di wajah Bastian. Tapi ketika ia menatap wajah Bastian tak ada kebohongan sama sekali.
"Kak apa kakak serius dengan apa yang kakak katakan barusan? Menikah itu bukan hal yang sederhana. Selain itu kita belum saling mengenal satu sama lain. Dan yang paling penting tidak ada cinta diantara kita. Selain itu masih banyak hal yang belum jelas tentang kita berdua," jawab Luna yang masih belum yakin dengan apa yang terjadi dengan mereka berdua.
"Cupppp....."
Bastian sudah tak tahan untuk tak mencium bibir Luna yang sudah membuatnya candu juga.
" Memang kita berdua belum mengenal satu sama lain. Tapi yang kakak bisa janjikan kepada kamu kalau kakak akan membahagiakan kamu dan tak akan pernah membiarkan kamu bersedih lagi," kata Bastian mengucapkan janji.
Ada sedikit rasa tak yakin di hati Luna karena ia merasa tak yakin dengan ucapan yang Bastian katakan. Ia takut untuk memulai sebuah hubungan yang serius lagi. Ia takut kejadian yang sebelumnya ketika ia menerima lamaran dari Roy aja sudah dibuat hampir menderita. Dan sekarang ketika ada laki-laki yang baru saja ia kenal tiba-tiba meminta dirinya untuk menikah tentu saja membuat Luna masih merasa ragu.
"Kak bisa gak kalau kita lebih mengenal satu sama lain. Aku butuh lagi untuk bisa menerima hubungan ini. Apa kakak bisa menunggu sampai aku benar-benar yakin jika aku memilih menikah dengan kakak," pinta Luna.
Bastian tahu jika Luna pasti butuh waktu untuk bisa menerima hubungan ini. Tinggal Bastian membuat Luna percaya dengan dirinya.
Bastian pun menarik tubuh Luna untuk mendekat ketubuhnya.
"Kakak akan menunggu sampai kamu bisa menerima hubungan kita. Tapi kakak cuma minta sama kamu jangan pernah pergi dari kakak lagi. Karena kemanapun kamu pergi kakak pasti akan menemukan kamu," kata Bastian berbicara serius dengan Luna.
Luna pun hanya bisa mengangguk mengiyakan permintaan dari Bastian. Ketika Luna sedang mencoba mencerna semua hal yang baru alami tiba-tiba Bastian kembali menciumi tubuh Luna sehingga membuat tubuh Luna meremang.
"Kak....."
Bastian kembali menyerang tubuh Luna sehingga membuat Luna kembali gelisah.
"Sayang I want you Morena," kata Bastian dengan suara seraknya.
"Kak Bastian....."
Belum sempat Luna melanjutkan bicaranya Bastian sudah mencium bibir Luna begitu intens hingga akhirnya aktivitas panas itu kembali terulang lagi. Dan tentu saja hanya ada suara desahan di kamar milik Rini sahabat Luna.
Sementara itu di sebuah rumah yang sangat mewah ada seorang wanita yang masih cantik walaupun usianya sudah tak muda lagi.
"Mom," panggil seseorang.
"Mommy di dapur sayang," teriak wanita itu.
Dari arah luar tampak seorang wanita yang sangat cantik dengan rambut blondenya berjalan kearah dapur dimana sang mommy berada.
"Woooow mommy buat pasta kesukaan aku ya?" tanya wanita itu dengan mata berbinar ketika melihat makanan yang dibuat oleh sang mommy.
"Iya mommy buatkan pasta kesukaan kamu. Sekaligus hari ini Daddy kamu pulang. Jadi mommy sudah menyiapkan beberapa masakan untuk kita makan malam bersama," kata Fransisca yang merupakan nyonya rumah di rumah ini.
"Aku kangen banget sama Daddy. Dan gak sabar menunggu kedatangan daddy. Kalau gitu aku ke kamar dulu ya mom. Mau mandi dan siap-siap untuk makan malam," kata nona di rumah ini.
"Ok sayang. Mau mommy buat jus ataupun minuman yang lain?" tanya Fransisca lagi pada sang putri.
"Apple juice boleh mom," jawab puttinya.
"Ok nanti biar pelayan yang akan membawa Apple juice kamu," kata Fransisca sambil tersenyum kearah sang putri.
Setelah itu nona di rumah ini pun segera berjalan ke kamarnya yang berada di lantai atas. Gadis itu masuk ke kamarnya yang bak putri raja. Sebagai anak tunggal keluarga Fabrizio ia benar-benar diberikan banyak kenyamanan. Selain itu ia diperlakukan seperti putri raja. Yang paling membuatnya bahagia karena kedua orang tuanya sangat perhatian dan mencintai dirinya. Dan nama Putri kesayangannya dari keluarga Fabrizio adalah Paula Fabrizio. Dengan paras yang cantik dan juga keluarga yang terpandang tak khayal banyak laki-laki yang berusaha mendekati dirinya. Tapi sayangnya Paula sudah memiliki seseorang yang ia cintai.
Paula merebahkan tubuhnya di ranjangnya. Ia pun kembali mengingat tentang laki-laki yang ia cintai. Laki-laki yang sudah ia anggap kakak karena memang laki-laki itu adalah anak angkat di keluarga ini. Paula ingat benar saat itu sang Daddy membawa anak laki-laki yang sangat tampan datang ke rumahnya. Sang Daddy memperkenalkan dengan dirinya bahwa anak laki-laki itu bernama Sebastian Philip. Paula yang memang menginginkan memiliki seorang kakak pun merasa senang ketika sang Daddy memberikan sosok kakak di diri Sebastian. Hingga Paula pun sangat dengan Bastian. Sampai akhirnya mereka berpisah karena Bastian harus kembali ke negaranya untuk melanjutkan pendidikan dan juga pekerjannnya sebagai seorang dokter. Tentu saja saat itu Paula sangat sedih ketika Bastian memilih untuk pulang. Karena tanpa ia sadari jika ia sudah menaruh hati kepada Bastian. Hingga pukul memiliki keinginan jika suatu saat nanti ia bisa menikah dengan Bastian. Walaupun sampai detik ini belum bisa terwujud.
"Kak Bastian Paula rindu kakak," kata Paula mengenang wajah Bastian.
Wah Luna punya saingan baru nih...
Dan ternyata dokter Bastian ganas dan m***m juga sama Luna.
Gimana kelanjutan kisah mereka?
See you next chapter...
Happy reading...