Bab 2

1578 Words
Senyum tak lepas dari wajah Luna ketika Roy mengajaknya makan malam di sebuah restoran yang lumayan mahal dan mewah. Mungkin ini pertama kalinya Roy mengajaknya ke tempat yang seperti ini. Karena biasanya Roy hanya mengajaknya ke tempat yang biasa atau bahkan makanan kaki lima. Walaupun begitu Luna tetap bahagia karena bisa menikmati waktu kebersamaan dengan laki-laki yang ia cintai. Dan bisa dibilang laki-laki yang akan menjadi suaminya di masa depan nanti. Jadi ketika Roy bilang akan mengajak makan dan berkencan setelah sekian lama mereka di sibukkan dengan segala pekerjaan masing-masing membuat hati Luna sangat bahagia. "Roy tumben kamu ngajak aku makan malam di restoran mewah kayak gini. Memangnya ada acara apa?" tanya Luna masih gak percaya Roy mengajaknya ke tempat ini. "Gak apa-apa dong sayang sekali-kali aku bawa kamu ke tempat yang bagus. Selama kita berpacaran aku tak pernah membawa kamu ke tempat yang enak untuk makan malam. Kebetulan aku mendapat voucher makan disini dari teman aku jadi aku gunakan saja untuk makan malam bersama dengan kamu. Kamu suka kan?" tanya Roy menatap kearah Luna. "Suka banget kok. Makasih ya Roy kamu memang pacar terbaik aku," jawab Luna yang tak bisa menyembunyikan raut bahagianya. "Bagus kalau gitu. Kita pesan makanan dulu yuk sebelum nanti kita ngobrol lagi," kata Roy yang sudah memanggil pelayan di restoran ini. Setelah itu mereka pun menghabiskan waktu bersama dan saling mengobrol sambil menikmati makanan yang dipesan. Hari ini Luna benar-benar menjadi wanita yang sangat bahagia karena ia mendapatkan perhatian dari Roy Laki-laki yang ia cintai. Hubungan mereka sempat renggang beberapa waktu yang lalu tapi Roy perlahan berubah dan mulai perhatian kepada Luna. Walaupun Luna tahu Roy disibukkan dengan segala pekerjaan dan juga harus mengurus keluarganya tapi Roy masih bisa meluangkan waktu untuk Luna. Dan itu membuat Luna bahagia. Luna memang sangat mengerti jika mereka berdua berasal dari keluarga yang tak kata sehingga harus bekerja keras untuk bisa bertahan hidup. "Sayang maaf ya sepertinya aku harus ke club karena teman aku yang seharusnya bekerja tidak bisa datang karena tiba-tiba sakit jadi aku diminta untuk menggantikan dia untuk 2 jam kedepan. Kamu mau ikut aku sebentar buat ke club sampai nungguin aku bekerja sebentar," pinta Roy dengan wajah yang merasa tak enak. "Apa lebih baik aku pulang aja kalau aku ikut malah gangguin kamu kerja nantinya. Lagian aku gak terlalu suka sama suasana club. Apalagi disana banyak asap rokok. Kamu tahu sendiri aku punya asma jadi gak bisa mencium asap rokok," kata Luna menolak permintaan Roy. "Ayolah sayang cuma 2 jam aja kok. Kamu kan gak pernah ikut aku kerja. Apalagi besok kamu libur jadi aku mau hari ini menggabiskan waktu sama kamu sampai nanti malam aku antar kamu pulang ke rumah," pinta Roy. "Hahhhhhh...." Luna hanya mendesah karena tak bisa menolak permintaan dari Roy padahal ia paling tidak suka pergi ke club seperti itu. Tapi untuk Roy ia akan mencobanya. "Iya aku ikut kamu," jawab Luna setuju. "Makasih sayang," kata Roy yang terlihat senang. Setelah itu Luna pun mengikuti Roy untuk pergi ke tempat kerja Roy. Ketika ia masuk suara bisik langsung di dengar oleh Luna. Lampu kerlap kerlip langsung mengenai mata Luna yang membuatnya tak nyaman. Apalagi ditambah dengan beberapa orang yang menatap dirinya dengan tatapan yang aneh. Tatapan yang seakan-akan menelanjangi Luna. Dan Luna sangat tak suka akan hal itu. Tapi mau bagaimana lagi ia harus menemani Roy sampai selesai bekerja. Luna memilih untuk duduk berjauhan dari orang-orang karena ia merasa tak suka dengan situasi seperti ini. "Sayang aku tinggal kerja dulu ya. Ini aku buatin orange juice buat kamu. Kamu bisa pesan makanan apa aja yang kamu mau nanti tinggal bilang sama aku," kata Roy yang membawa orange juice untuk Luna. "Iya aku tahu kok. Ya udah kamu kerja dulu sana. Semakin cepat kamu kerja maka kita bisa juga cepat pulang karena jujur aja aku gak suka berada disini," kata Luna yang terlihat tak nyaman. "Ok sayang. Ya udah aku kerja dulu," kata Roy yang sush meninggalkan Luna. Luna pun berusaha untuk meminum orange juice yang diberikan oleh Roy. Luna pun melihat ke daerah sekitar dan ia melihat banyak orang-orang sedang berjoget dengan senangnya. Sepertinya mereka begitu menikmati suasana yang ada disini. Padahal Luna sendiri tak betah berada disini. Tapi Luna berpikir setiap orang memiliki kesenangannya masing-masing jadi Luna berusaha tak menggangu mereka dengan kesenangannya. Ketika sedang meminum orange juicenya tiba-tiba ada bapak-bapak yang lebih pantas menjadi ayahnya duduk di sampingnya dan langsung menggodanya. "Ternyata apa yang dia katakan tentang kekasihnya benar adanya. Dia jauh lebih cantik dari foto yang diberikan. Panggil dia kesini dan kita bicara soal bisnis setelah ini," kata pria setengah baya itu yang menatap Luna dengan tatapan yang m***m. Luna jijik ketika dilihat seperti itu. Sebenarnya ada apa ini sebenarnya. Dan kenapa bapak-bapak ini berusaha untuk melecehkan dirinya. "Lepaskan tangan bapak," teriak Luna marah ketika bapak-bapak itu mengelus pahanya. Tak berapa lama Roy datang ke tempat Luna berada. "Roy tolong bilang bapak ini untuk bersikap sopan sama aku," kata Luna yang sudah sangat tidak nyaman berada di tempat ini. "Selamat malam tuan Marcell," sapa Roy dengan sangat ramah. "Ternyata kamu memang tidak membual sama sekali soal kekasih kau yang cantik dan seksi. Saya setuju dengan kesepakatan kita. Dan saya akan segera mentransfer uang yang sudah kita sepakati sebelumnya," kata pria paruh baya bernama Marcel itu. "Terima kasih tuan Marcel. Saya jamin anda akan puas dengan dia. Dan satu hal lagi dia masih perawan jadi tuan pasti akan senang," bisik Roy. Luna yang ada disana hanya bingung ketika Roy berkata seperti itu. Yang dimaksud Roy kekasihnya itu bukan dirinya kan? Roy gak mungkin menjualnya kan? Begitu banyak pemikiran yang terus berputar di kepalanya sampai-sampai Luna terlalu pusing untuk memikirkannya. "Luna mulai malam ini kamu ikut tuan Marcel karena setelah ini kamu akan jadi wanitanya tuan Marcel. Pastikan kamu melayani tuan Marcel dengan baik," kata Roy yang menatap kearah Luna. "Roy ini maksudnya apa? Kamu menjual aku? Kamu lagi bercanda kan?" tanya Luna masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Roy pun berjalan mendekat kearah Luna dan memandang Luna dengan tatapan yang sulit ditebak. "Dengar ya Luna aku sedang kesusahan saat ini. Jadi sebagai pacar yang baik kamu harus membantu aku. Aku butuh uang yang besar untuk bisa terbebas dari segala hutang keluarga aku. Lagian kalau kamu tinggal dengan tuan Marcel maka kehidupan kamu akan bahagia. Kamu gak usah capek-capek kerja karena tuan Marcel pasti akan memenuhi kebutuhan kamu," kata Roy menjelaskan. "Plaakkk...." Sebuah tamparan lansung mendarat di pipi Roy. Dan wajah Luna terlihat sangat marah ketika Roy ngomong seperti itu. "Kamu pikir aku cewek murahan. Lebih baik aku hidup susah daripada harus menjual tubuh aku. Kamu benar-benar laki-laki b******k Roy. Seharusnya sudah dari dulu aku pergi dari hidup kamu. Kamu hanya laki-laki benalu yang tak mau bekerja keras. Aku benci kamu Roy," teriak Luna penuh emosi. "Terserah kamu mau bilang apa tentang aku tapi semuanya sudah terjadi dan sekarang kita tak punya hubungan apa-apa lagi," kata Roy yang sudah terlihat tak peduli. "Sudah selesai bincang-bincangnya saya sudah tak punya waktu lagi," kata pria paruh baya itu. "Silahkan tuan Marcel wanita ini. Saya sudah tak memiliki hubungan apa-apa lagi dengan dia," kata Roy dengan entengnya. Dan setelah Roy berkata seperti itu pria tua itu menyuruh anak buahnya untuk membawa Luna. "Lepaskan saya," teriak Luna yang terus memberontak. Para anak buah pria paruh baya yang bernama Marcel itu pun tak kuasa menahan tenaga Luna yang tak main-main. Hingga salah satu anak buah pria paruh baya itu memukul wajah Luna hingga membuat sudut bibirnya berdarah. Dan karena pukulan yang cukup keras hingga membuat Luna tak sadarkan diri. "Cepat bawa dia," perintah pria tua itu pada anak buahnya. "Baik tuan," jawab para anak buah itu dengan patuh. "Lepaskan gadis itu," teriak seseorang dengan nada yang dingin. Tak berapa lama Frans dan beberapa pengawal di belakangnya mendekat kearah orang-orang yang itu. "Siapa anda? Dan apa urusan and dengan wanita ini? Karena saya sudah membayar mahal untuk bisa memiliki gadis ini," kata pria tua bernama Marcel itu dengan sombongnya. "Dasar tua Bangka," gumam Frans yang tak suka dengan pria tua di depannya. Karena melihat keributan yang ada membuat banyak pengunjung club itu menatap kearah mereka semua. Dan tak lama manager club ini datang dengan wajah yang panik ketika tahu siapa yang datang. "Selamat malam tuan Frans. Ada urusan apa tuan berada disini?" kata Panji yang merupakan manager di club ini. "Kamu tahu jika di club milik Draco tidak di perbolehkan adanya jual beli wanita? Kenapa saya melihat ada jual beli disini? Dan saya mau wanita itu untuk tuan Draco. Apa kamu mau melihat tuan Draco marah dan membunuh kalian semua?" tanya Frans dengan ekspresi yang menyeramkan. Panji langsung pucat pasi ketika mendengar nama tuan Draco disebut. Ia tahu bagaimana reputasi boss besar disini. Tidak hanya nyawanya yang mati tapi seluruh keluarganya bisa mati juga. "Baik tuan Frans saya akan membawa wanita itu buat tuan Draco," kata Panji dengan suara yang gagap. Panji pun berjalan mendekat kearah pria tua itu. "Tuan Marcel sebaiknya anda serahkan gadis itu daripada kehidupan anda bermasalah setelah ini," pinta Panji pada Marcel. "Memang siapa dia berani-beraninya memerintah saya. Apa dia tidak tahu siapa saya sebenarnya?" Dengan wajah yang menghina Marcel melihat kearah Frans. Frans yang melihat itu hanya menyunggingkan bibirnya dengan ekspresi yang menyeramkan. "Baron kamu bereskan semuanya," perintah Frans tegas. "Baik tuan," jawab Baron patuh. Dan setelah itu terjadi perkelahian antara anak buah Frans dan juga Marcel. Sedangkan Frans sudah membawa tubuh Luna yang pingsan kepada bossnya. Gimana reaksi Luna ketika sadar ya? See you next chapter.... Happy reading....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD