Hayes maupun Darren pun akhirnya kembali. Mereka membuat teh masing-masing ketika datang dan mulai berkumpul di ruang tengah dekat perapian. "Apa sudah selesai kalian bereskan, dua lalat tadi?" tanya Gerald sambil meneguk air teh yang sudah mulai dingin. "Sudah. Seperti biasa, kubur di dekat gunung supaya tidak terlacak," jawab Hayes sambil melipat bibirnya sendiri. Situasi terlalu genting untuk saat ini. Mereka sudah semakin berani, hingga muncul di publik. Bukan takut mati. Tapi rasanya jadi sangat menjengkelkan, karena seperti mereka yang sengaja dipojokan, sebelum akhirnya dilenyapkan satu persatu. "Jadi, kita mau bagaimana sekarang?" tanya Hayes, pria yang hampir sebaya dengan Gerald. Hanya Maxime saja anggota termuda diantara mereka semuanya. Plus, dia juga yang paling menjengkel