"Apakah tidak ada jalan pintas?" tanya Bayu. Dia tahu mungkin saja hal itu tak mungkin. Dia hanya berharap bisa sampai di benteng dan bertemu Arunika. Tetapi kakinya terasa mati rasa. Kutukan itu mulai kambuh. Arpani khawatir dengan keadaan Bayu. Dia bisa menduga bahwa kutukan Laksamana telah menyerang tubuh Bayu. Apakah dia bisa menggunakan cara itu? Memang berbahaya, namun berdiam di tempat itu juga lebih berbahaya. Dia membuka ranselnya. Mengambil sebuah benda berukuran satu telapak tangan. Kotak bersisi bedak dan kaca. "Kau mau make up an? Sekarang sudah malam," kata Bayu melihat Arpani membuka beda. Arpani menyengir. "Katanya minta jalan pintas?" Bayu tidak mengerti. Arpani mengucap mantra. Sebuah lingkaran muncul mengelilingi Arpani dan Bayu. "Jalannya tidak mudah, tetap