Aku tak percaya begitu saja walau Tira berkali-kali mengatakan tak ada yang terjadi di antara kami malam itu. Aku terus berusaha untuk mengingat, meski sulit sekali. Memang itu lah kelemahanku ketika meminum alcohol. Makanya, aku jarang mau diajak minum oleh temanku. Kecuali jika benar-benar merasa tak enak saat temanku ada acara atau meminta ditemeni ketika sedang merasa gundah. Biasanya, aku pun akan meminta ditemani oleh temanku juga di saat merasa kacau, contohnya ketika putus cinta beberapa tahu lalu. Ditinggal menikah oleh kekasihku. Di saat aku tengah melanjutkan S-2 di luar negeri, dia yang berada di Jakarta dijodohkan oleh orang tuanya.
Seharusnya, malam minggu kemarin, aku meminta salah satu temanku untuk menemani. Akan tetapi, kenapa malah Tira yang terpikirkan olehku? Mungkin
