Rayan mencium bibir Bintang dengan lembut dan memberi sedikit gigitan di bibirnya serta lumatan yang membuat Bintang kenikmatan, Bintang mengelus punggung Rayan dengan pelan dan semakin pelan, Rayan yang sudah tidak tahan langsung menarik dress Bintang sampai ke perutnya hingga menampilkan kedua gundukan yang selalu menjadi favorit Rayan, Rayan melumat sebelah gundukan Bintang yang begitu besar secara bergantian.
"Ah dady!!
Desah Bintang nikmat
"Yes Beby.. nikmat.?" tanya Rayan dengan suara seraknya menahan gairahnya.
"emmmm…!" Desah Bintang lagi, Rayan menyesap nya lebih dalam, Rayan yang sudah tidak kuat menahan sesak di bawah sana langsung bangun dan duduk di atas tubuh Bintang, Brayan di kaget kan oleh suara handphone nya yang berdering.
Di rumah Bintang pagi-pagi buta sudah ribut dengan pertengkaran antara Wira dan Fatma, yaitu kedua orang tua Bintang.
"Ini semua karena mama..!" kata Wira marah dengan menyalahkan Fatma mamah dari Bintang,
"Selalu aku yang kamu salahkan mas, dia juga anak kamu, kenapa di sini aku yang selalu di salahkan..,". Jawab Fatma tak kalah keras suaranya dari sang suami.
Kedua sepasang suami istri itu marah karena tak mendapati sang putri di rumah, padahal bik Asih sudah mengatakan sesuai dengan yang dikatakan bintang kalo bintang menginap di rumah sahabatnya Dinda, meski sebenarnya hanya alasan bintang agar bisa bermalam di apartemen yang dibelikan oleh Rayan.
"Aku tidak mau tau, pokoknya Bintang harus menikah dengan Rama…!" kata Wira yang langsung membuat Fatma kembali emosi.
"Sampai aku menghembuskan nafas terakhir ku, aku tidak akan pernah menyetujui rencana kamu Mas, ingat Mas , kebahagiaan Bintang, masa depan Bintang biarkan dia sendiri yang menentukan. " jawab Fatma tegas yang tak setuju dengan rencana suaminya, bukan karena Fatma tidak menyukai Rama, Fatma hanya tidak ingin mengatur kebahagiaan Bintang, jika Bintang pun setuju dengan rencana Wira tanpa paksaan maka Fatma pasti akan merestui nya.
"Itulah akibatnya, selalu saja kamu memanjakan dia, sekarang lihat?, dia tidak ada di rumah, entah keluyuran dimana dia sampai sekarang belum pulang, apa begitu caramu mendidik anak hah…?" Kata Wira dengan suara yang semakin nyaring membuat semua para pekerja rumah tangga nya bergidik ngeri ketakutan, sedangkan Bik Asih jangan ditanya lagi, bik Asih bahkan menangis di belakang taman khawatir dengan Bintang jika nanti sudah pulang.
"Kenapa kamu jadi menyalahkan aku terus sih mas?, apa kamu sudah lebih baik dalam mendidik Bintang sampai kamu dengan lantangnya mengatakan di sini aku yang bersalah hah.... Ingat Mas , kamu belum mendidik nya , jadi jangan merasa kamu disini sudah yang paling benar…!" kata Fatma talak membuat Wira tidak bisa berkata-kata lagi.
"Terserah.....!" Kata Wira singkat lalu pergi meninggalkan rumah.
"Ingat , kalian harus secepatnya memberiku kabar jika Bintang sudah pulang" kata Wira memperingati penjaga gerbang rumahnya.
"Baik Tuan"
Di dalam rumah Fatma menangis sejadi-jadinya, Fatma khawatir dengan bintang jika suaminya benar-benar menjodohkan nya, Fatma terus menghubungi nomor Bintang, namun sampai saat ini nomornya masih sama sejak semalam tidak bisa di hubungi, sedangkan orang yang di hubungi masih asyik dalam tidurnya.
Jam sudah menunjukan pukul 07 pagi, namun tidak ada tanda-tanda Bintang akan bangun.
Fyuhh fyuhh….!
Rayan terus menggoda Bintang dengan meniup-niup wajah bintang, Bintang yang merasa tidurnya terusik membuka matanya dengan pelan, saat Bintang mulai membuka matanya hal pertama yang di lihat adalah wajah tampan Rayan.
Cup
"Morning Beby…? " ucapan selamat pagi buat Bintang dengan kecupan cinta di dahinya membuat Bintang tersenyum sambil memejamkan matanya meresapi,
"Morning Dady, jam berapa sekarang?" jawab Bintang dengan melempar pertanyaan.
"Jam 07 lewat..!" jawab Rayan singkat namun berhasil membuat Bintang kaget dan dengan refleks melepaskan pelukan nya dari Rayan.
"Kenapa Beby?" tanya Rayan
"Dedy berangkat jam berapa, pasti telat" jawab Bintang dengan menanyakan jam kepergiannya membuat Rayan tersenyum.
"Sebentar lagi, sebelum Dady pergi Dady ingin mengantarmu ke kampus, tidak masalahkan Beby?, hanya mengantar saja " jawab Rayan dengan menawarkan dirinya untuk mengantar Bintang, Bintang hanya menjawab singkat dengan anggukan yang diiringi senyuman.
"Ya sudah, sana mandi aku tunggu di ruang tamu ya," kata Rayan lalu menggendong tubuh Bintang tanpa permisi membuat Bintang berteriak karena kaget.
"Dady,,,,,,, aku bisa jalan sendiri…!" teriak Bintang dalam gendongan Rayan, namun Rayan tidak mendengarkan teriakan Bintang, Rayan menggendong Bintang sampai ke kamar mandi, dan setelah itu baru keluar menunggu makanan nya.
Setelah selesai sarapan, seperti ucapan Rayan saat bangun tidur , hari ini pertama kalinya bintang mau di antar oleh Rayan tanpa di paksa.
Bintang juga sudah memberi kabar pada sahabatnya agar tidak perlu menjemput nya seperti biasa karena akan diantar oleh Dady nya.
"Baby sarapan dulu, aku sudah menyiapkan makanannya di atas meja,!" kata Rayan setelah melihat Bintang keluar dari kamar mandi dengan hanya membalut tubuhnya dengan handuk yang hanya menutupi dadanya sampai lututnya membuat Rayan meneguk salivanya kasar, Rayan langsung berdiri dan menghampiri bintang yang masih sibuk menggosok dan mengibaskan rambut basahnya dengan handuk kecil membuat mata Rayan tak berkedip, menurut Rayan pandangan sexi seperti ini jarang Rayan lihat dari Bintang, karena selama mengenal bintang, Rayan belum pernah melihat bintang membiarkan tubuhnya terekspos lebih terbuka dari yang biasa Rayan lakukan.
"Beby,,,, jangan menggodaku pagi-pagi, kamu Taukan Dady akan pergi sekarang, jangan membuat Dady membatalkan kepergian Dady karena hanya disuguhkan pemandangan ini..?" kata Rayan yang sudah terpancing gairahnya, tangan nya langsung mengelus buah d**a Bintang yang masih terhalang oleh handuk putih, Rayan terus mengelus buah d**a Bintang dan sedikit memberi pijatan lembut dan tak lama kemudian tangan Rayan sudah menyelinap masuk ke dalam handuk Bintang hingga Rayan bisa memijat nya tanpa terhalang handuk, bintang yang melihat wajah Rayan sudah memerah tersenyum senang.
"Dady,,, aku sudah lapar, Dady juga belum mandikan?" kata Bintang dengan suara manjanya seperti seorang yang ingin menolak namun tubuh Bintang dirapatkan ke tubuh Rayan membuat kedua buah d**a Bintang menempel sempurna di d**a Rayan, bintang sengaja melakukan itu agar Rayan terus terpancing gairahnya jika berdekatan dengannya.
"Beby,,, aku batalkan rencana ku dan memilih menikmati tubuh indah mu..!" kata Rayan cepat dan langsung mendekatkan wajahnya ke area d**a Bintang, namun dengan cepat bintang menahan wajah Rayan dengan satu tangannya.
"No Dady, cepat mandi dan antar Bintang ke kampus, Dady Taukan Bintang lapar, kalo sampai bintang....
"Ok Beby,, ok ok,, ayo kamu sarapan dulu, aku akan mandi sesuai yang Tuan Putri perintahkan. Cup" jawab Rayan mengalah dengan memotong ucapan Bintang dan memberi hormat layaknya pengawal terhadap tuan putrinya membuat Bintang tertawa kecil melihat tingkah Rayan, Rayan melangkah masuk ke kamar mandi sedangkan Bintang ke ruang ganti, setelah Bintang selesai dengan urusan penampilan nya, Bintang langsung sarapan karena memang sebenarnya nya Bintang sudah lapar.
Sebelum Rayan benar-benar pergi, Rayan mengantarkan bintang terlebih dahulu ke kampusnya .
"Ingat ya Beby, selama aku pergi jangan pernah bertingkah atau mencari lelaki baru, ingat jaga mata dan ini..!" peringati Rayan sambil menunjuk hati Bintang membuat bintang tersenyum bahagia.
"Dady juga ya, jangan cari perempuan lain, ingat seluruh tubuh Dady milik Bintang" jawab Bintang dengan tak kalah memperingati Rayan menunjukkan seluruh tubuhnya tidak hanya mata dan hati Rayan, Rayan hanya menanggapi nya dengan cubitan gemas di pipi Bintang.
"Dady tidak akan pernah macam-macam, sudah sana masuk" kata Rayan sambil menunjuk ke area kampus dengan dagunya menyuruh Bintang segara masuk.
"Baiklah, kabari bintang jika sudah sampai ya, Cup Cup " Kata Bintang mencium bibir Brayan, Brayan menyesap leher Bintang dengan rakusnya.
"Beby..! Aku menginginkan mu