part 9

1021 Words
"Aku apa hah…?" Tanya Bintang galak dengan menatap mata Rayan dengan tajam nya, dalam hati Rayan merasa puas karna melihat Bintang mulai terpancing dengan godaannya. Yah, sebenarnya Rayan memang menggoda Bintang berharap Bintang merespon nya, ternyata benar saja, Bintang langsung memasang wajah sangarnya saat Rayan mengatakan akan melirik wanita lain, Rayan tersenyum melihat wajah garang Bintang, menurut Rayan Bintang jauh lebih menggemaskan dengan wajah garang nya dari pada saat menangis tadi. "Kenapa senyum-senyum gitu?" Tanya Bintang lagi karna melihat Rayan hanya tersenyum tanpa melanjutkan perkataannya. "Tidak Beby, aku hanya senang melihat wajah garang mu itu yang bahkan menurutku bukan garang, tapi gemas," jawab Rayan sambil mencubit hidung mancung Bintang dengan gemasnya, "Awas ya berani lirik-lirik perempuan lain, aku cincang sosis kebanggaan Dady biar tidak bisa macam-macam lagi !" Kata Bintang dengan mengancam Rayan membuat Rayan melotot, "Kamu mau mencincang sosis kebanggaan ku sebelum kamu merasakan nya, apa kamu tidak penasaran bagaimana rasa nikmatnya sosis kebanggaan ku, kamu kan belum pernah mencobanya." Ujar Rayan santai membuat Bintang seketika mendelik tak percaya, bisa-bisa nya Rayan mengatakan hal vulgar dengan santai nya tanpa melihat para karyawan pilot nya yang sedang menahan tawa. "Dady…! Bisa nggak ngomongnya gak usah keras-keras?" Kata Bintang dengan geramnya. Di Indonesia Saat ini Dinda mondar-mandir menunggu kabar dari Bintang, Bintang tidak memberi tahu Dinda mengenai kepulangan nya malam ini, makanya Dinda khawatir kalo Tante Fatma mama dari Bintang akan benar-benar mengajukan gugatan cerai pada papanya Bintang. "Oh ya Tuhan…! Bintang…! Plis kumohon pulang malam ini ya, aku takut kamu semakin parah mengalami broken home, kalo sampai Lo pulang besok atau lusa, bisa-bisa keluarga Lo bakal berantakan dan gue yakin Lo bakal nangis darah." Ujar Dinda yang bicara sendiri karna terlalu khawatir dengan sahabatnya, Dinda yang sudah tidak bisa sabar lagi menunggu kepastian dari Bintang, akhirnya Dinda mencoba menghubungi Bintang. Sudah beberapa kali Dinda menghubungi Bintang namun sayang nomor Bintang masih di jawab oleh operator. Sedangkan yang di hubungi Dinda orang nya sedang beradu argumen dengan Rayan karna masih belum selesai dengan urusan sosis kebanggaan. Tepat pada jam 10 pagi, Bintang menghubungi sahabat nya Dinda, Dinda sendiri sudah marah-marah karna sejak semalam menunggu kabar dari Bintang, bahkan Dinda sampai tidur tengah malam karna menunggu kepastian Bintang. "Kemana aja Lo tadi malam hah, Lo mau gue sampai terkena sesak nafas dan mati karna menahan emosi gara-gara Lo?." Teriak Dinda dengan geram nya, "Lo kenapa sih sensitif amat, perasaan yang punya masalah besar itu gue, kenapa jadi Lo yang darah tinggi?" Kata Bintang dengan santainya. Dinda yang mendengar ucapan santai dari sahabatnya menggelengkan kepalanya tak habis pikir, menurut Dinda, Bintang sesantai ini mungkin karna adanya Brayan di samping Bintang. "Ok Ok, sekarang katakan Lo dimana dan pulang kapan, gue tadi dapat telepon dari mama Lo, kalau mama Lo tidak akan main-main dengan ucapannya kemarin, dan kamu tau setelah gue abis telponan sama nyokap Lo, tiba-tiba bokap Lo datang dan meminta bantuan gue buat segera mencari informasi keberadaan Lo, karna satu-satunya cara untuk mencegah niat nyokap Lo adalah kehadiran Lo sekarang." Ucap Dinda panjang lebar yang membuat Rayan yang mendengar nya menjadi kasihan, Rayan merasa pasti Dinda tertekan karna ditekan oleh masalah yang menimpa sahabat nya. Bintang sendiri yang mendengar nya merasa bersalah pada sahabatnya serta pada kedua orang tuanya. "Din, apa masih pantas mendapatkan kasih sayang dari mama dan papa?, Aku rasa, aku sudah tidak punya harapan lagi untuk berharap akan hidup bahagia bersama orang tua ku seperti anak pada umumnya." Ujar Bintang dengan suara lemahnya. "Bin, coba aja kamu pulang ya, terus temui om Wira sama Tante Fatma, kamu akan mendapatkan semua jawabnya setelah kamu menemui mereka, dan apapun jawabnya, aku akan tetap menjadi penguat kamu," kata Dinda mencoba memberi jalan pada sahabatnya. Bintang menatap wajah Rayan dengan masih menempelkan handphone nya yang masih tersambung, Brayan hanya menanggapi tatapan Bintang dengan anggukan kecil menyetujui apa yang Dinda katakan. "Pergilah, temui mereka, dan kembali lagi kesini jika kamu sudah tidak menemukan jalan lagi." Ujar Rayan dengan tegasnya membuat Bintang menghela nafas dan mengangguk. "Baiklah Din, kamu temui mama ku dulu ya, aku yakin kamu tau dimana mama tinggal, aku mohon bujuk mama agar mau menemui papa dan membatalkan niatnya untuk menggugat cerai papa !!" Pinta Bintang yang langsung disetujui oleh Dinda, Dinda langsung memutuskan sambungan nya dengan Bintang lalu menuju apartemen Fatma untuk melakukan apa yang Bintang instruksikan. Setelah memakan waktu 20 menit, Dinda sampai di apartemen dimana Fatma tinggal, Dinda langsung memencet bel yang langsung di buka oleh penghuni nya. "Dinda !, mau apa kamu kesini Sayang?" Tanya Fatma sambil celingukan seperti mencari seseorang, "Tante mencari Bintang?" Tanya Dinda yang langsung dijawab anggukan lemah oleh Fatma, "Tante ikut aku dulu yuk," ajak Dinda yang membuat Fatma mengernyitkan dahi nya bingung. "Mau kemana?" Tanya Fatma "Udah!, Tante ikut saja, ayok" kata Dinda sambil menarik tangan Fatma untuk ikut dengannya, Fatma hanya mengikuti Dinda tanpa banyak protes. Saat pertengahan jalan, Fatma baru sadar jika jalan yang dilewatinya adalah jalan menuju rumahnya. "Din, kenapa kamu membawa Tante ke rumah?" Tanya Fatma sambil menatap wajah Dinda dengan tatapan dingin, "Tante kalo ingin bertemu dengan Bintang, Tante ikut saja ya." Jawab Dinda santai membuat Fatma terdiam seketika, bagi Fatma yang penting saat ini adalah bertemu dengan putrinya sudah itu saja, sudah 3 hari dia tidak melihat wajah Bintang, rasanya sangat menyakitkan jauh dari anak selama 3 hari, karna Fatma sekalipun berangkat pagi dan pulang malam karna bekerja, Fatma tidak pernah bekerja dengan pergi keluar kota atau kemana pun yang memakan waktu berhari-hari, Fatma hanya mengerjakan pekerjaan nya di kantor, jadi meski pulang malam, Fatma masih menyempatkan diri untuk menemui putrinya walau sudah terlelap. Dinda menghentikan mobilnya setelah melewati pagar masuk rumah Bintang, Fatma dengan tergesa-gesa turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah, Dinda hanya mengikuti langkah Fatma dengan pelan. "Bibik..!" Sapa Fatma saat melihat bik Asih, "Nyonya..!, Syukurlah nyonya sudah pulang "ucap Bik Asih dengan senangnya, "Bik, apa mas Wira hanya di rumah saja tanpa mencari keberadaan Bintang?" Tanya Fatma dengan suara datarnya. "Tuan selalu mencari Non Bintang kok Nyah, hanya saja Tuan selalu pulang dengan keadaan yang selalu emosi!!" Jawab bik Asih, "Pasti belum bisa menemukan Bintang," kata Fatma singkat. "Fatma…! Kamu pulang Sayang..!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD