3 jam kemudian, Inez terbangun. Saat terbangun, Inez tidak melihat Arsa, padahal seingat Inez, tadi mereka tidur bersama dengan Arsa yang memeluk erat tubuhnya. Inez mengalihkan pandangannya pada kamar mandi yang ternyata dalam keadaan terbuka, itu artinya Arsa tidak ada di sana. "Ke mana dia? Apa dia sudah pergi?" Inez bergumam, lalu terkekeh. "Tentu saja dia sudah pergi, untuk apa dia ada di sini?" lanjutnya di sela tawanya yang semakin lama semakin terdengar dengan jelas. Inez menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, dan memilih untuk langsung keluar dari kamar tanpa terlebih dahulu merapikan penampilannya yang sedikit berantakan. Saat berdiri Inez sontak meringis, merasa sakit di pangkal pahanya. "Astaga, rasanya perih dan sakit banget si," lirih Inez sambil terus menggigit bibi