Case Development XXII: Evidence In Columbarium

1776 Words
Di gedung Badan Forensik Shanghai, dokter Gu secara mengejutkan tengah berbicara dengan nona Bai Rong. Ibu dari Bai Lu itu secara mengejutkan datang ke tempat dimana putrinya telah di autopsi. Itu karena dokter Gu menghubungi wanita yang berstatus sebagai ibu tunggal itu. Dokter Gu hanya ingin menanyakan perihal luka sayatan yang ada di tangan putri Bai Rong itu. Ya, ketika dokter Gu mengauotpsi tubuh mungil Bai Lu, dia menemukan beberapa luka goresan di pergelangan tangan kiri dan kanannya, dan hal ini masih mengganggu pikiran dokter Gu. Selain itu dokter Gu juga ingin mengembalikan cincin yang tidak sengaja tertinggal di ruang autopsinya. Tidak ada benda apapun yang boleh ada di tubuh korban ketika autopsi tengah dilakukan baik itu perhiasan atau bahkan sehelai benang pun. Dan tanpa diduga, dokter Gu menemukan cincin di ruang autopsinya. Dokter Gu berfikir bahwa Jin Ling atau Fu Pei melupakan benda itu dan lupa untuk memberikannya pada ibu Bai Lu. "Luka sayatan itu muncul karena putriku sempat menderita depresi. Dia pernah mencoba memotong urat nadinya beberapa kali. Aku rasa itu karena dia lelah menderita sakit yang telah merenggut masa kecilnya." Bai Rong terlihat begitu sedih. Dia berkata, "Ini adalah cincin yang aku berikan padanya sebagai hadiah ulang tahunnya." Dokter Gu menyodorkan air pada Bai Rong dan mempersilahkan ibu Bai Lu itu untuk meminumnya. Selain niatan untuk mengembalikan cincin milik putri kecil Bai Rong itu, dokter Gu sebelumnya juga telah mendengar bahwa ibu dari Bai Lu ini terkait dan memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Song Manchu. Pemikiran ini muncul dan mengalir begitu saja di benak dokter Gu, tidak ada niatan lain atau pemaksaan yang ingin dilakukan dokter Gu agar perempuan itu mau membuka kotak pandora yang telah dia sembunyikan. "Sulit untuk mengatakannya dan aku sebelumnya ingin meminta maaf pada nyonya karena mungkin ucapan yang akan aku keluarkan dari mulutku ini akan sedikit tidak sopan. Tetapi aku sudah mendengar dari letnan Chen bahwa nyonya terlibat hubungan dengan Song Manchu." Kata dokter Gu. "Aku tidak ingin bersikap sok tahu ataupun memberikan saran yang mungkin saja tidak akan masuk akal bagimu. Aku tidak tahu hubungan kalian dilandasi memang karena ketulusan atau..." Perkataan dokter Gu ini tiba-tiba dihentikan oleh Bai Rong. Bai Rong tersenyum sinis, bengkak di area matanya masih terlihat karena dia telah menangisi putrinya yang meninggal. Bai Rong berkata, "Tidak ada ketulusan sama sekali. Aku terpaksa melakukan hal kotor itu hanya untuk mendapatkan uang darinya. Aku membutuhkan uang untuk biaya pengobatan putriku, tidak ada yang lain. Sejujurnya aku membenci diriku melebihi siapapun. Aku membenci diriku yang telah membuat putriku memakan uang haram dan uang kotor darinya. Tetapi dokter, aku benar-benar tidak memiliki pilihan lain." Dokter Gu memang seorang dokter forensik yang selalu menangani dan mengautopsi mayat yang tidak bernyawa dan juga tidak berperasaan lagi, tetapi perasaan dokter itu sangat peka. Dan dari ilmu medis yang telah dipelajari selama beberapa tahun belakangan itu, dokter Gu bisa melihat bahwa wanita yang tengah berbicara dengannya itu telah mengalami stres berat. Setidaknya stres level lima. Lingkaran hitamnya bahkan sangat parah, tubuhnya kurus dengan lakukan tulang selangkanya yang hampir bisa menjadi tempat sabun. "Kau tidak sepenuhnya bersalah. Kau melakukan itu karena putrimu. Itu juga salah satu bentuk kasih sayangmu terhadap putrimu. Bukankah itu yang seharusnya dilakukan seorang ibu. Hanya saja.." Dokter Gu mengeluarkan beberapa permen coklat dari dalam kantung kemejanya, dia meletakkan permen itu di atas meja dan berkata, "..hanya saja caramu kurang tepat dan tidak semuanya benar. Semua ibu pasti akan melakukan apapun untuk buah hatinya. Jadi nyonya Bai, kau tidak perlu terlalu menyalahkan dirimu sendiri. Kau juga harus bangkit dan tidak boleh terlalu terpuruk pada keadaan ini." Dokter Gu, "Berpikirlah seperti ini, sakit yang diderita oleh Bai Lu benar-benar telah membuat akal gadis itu tidak bisa menerimanya lagi. Selama ini dia hanya berpura-pura tersenyum dan menahan rasa sakit. Tetapi kini dia telah terbebas dari rasa sakit itu, dia telah tenang di surga dan melihatmu. Dia benar-benar ingin melihatmu bahagia di dunia, jadi lupakan masa lalu dan hiduplah sebagaimana mestinya kau ingin hidup. Perjalananmu masih panjang, Bai Lu menjagamu dari atas sana." Kata-kata dokter Gu itu seperti mantra yang mampu meluluhkan hati Bai Rong. Dan seketika itu pula Bai Rong menelepon letnan Chen dan meminta letnan itu untuk menemuinya. *_ Satu jam berlalu. Letnan Chen beserta dua remaja yang selalu mengekor padanya itu akhirnya tiba di ruangan dokter Gu. Sebelumnya letnan Chen tampak terkejut ketika dia mendengar bahwa Bai Rong menginginkan pertemuan dengannya dilakukan di kantor dokter Gu, tetapi letnan Chen adalah orang yang malas untuk bertanya, jadi dia langsung bertolak pergi ke sana tanpa banyak bertanya. Setelah semuanya duduk dan Bai Rong sudah merasa sedikit lebih tenang, dia akhirnya berkata, "Aku akan mengatakan dan mengakui semuanya. Silahkan letnan bertanya apa saja yang ingin anda tanyakan." "Apakah benar Song Manchu terlibat dalam kasus narkoba?" Letnan Chen adalah orang yang lugas, dia bahkan tidak berniat untuk membuang-buang waktunya dengan berbasa-basi. Bai Rong menundukkan kepalanya, bulu matanya yang panjang terkulai. Wajahnya masih pucat ketika tidak ada lapisan make up yang tebal menghiasi wajahnya, "Mungkin lebih dari itu. Selama ini aku juga telah melakukan hal-hal kotor untuknya. Aku aku akan segera menebus dosaku!" Bai Rong mengambil sebuah flashdisk dari dalam tasnya dan meletakkan flashdisk itu di depan letnan Chen. Dia berkata, "Ini hanyalah transaksi-transaksi kecil yang berhasil aku rekam. Aku tidak bisa mendapatkan bukti lebih banyak karena Song Manchu adalah orang yang mengerikan. Dia tidak akan mempercayai siapapun yang ada di sampingnya, termasuk aku." "Jika letnan bertanya, apakah dia memakai narkoba atah tidak? Ya dia adalah pemakai atau bisa dibilang dialah pecandu narkoba. Tetapi untuk beberapa bulan belakangan ini, dia benar-benar bersikap hati-hati. Song Manchu menghilangkan semua bukti yang ada di tubuhnya." "Lalu apakah nona tahu di mana biasa tempat Song Manchu menyimpan data-data rahasianya? Aku yakin transaksi yang melibatkan dana yang begitu besar akan dia sembunyikan. Transaksi narkoba bukanlah transaksi yang murah itu akan melihat melibatkan jutaan Yuan." Kata letnan Chen. Bai Rong menggelengkaa kepalanya, "Aku tidak tahu, aku sama sekali tidak tahu akan hal itu. Aku minta maaf." Setelah mengungkapkan beberapa hal tentang keterlibatannya dalam hal-hal kotor bersama Song Manchu, Bai Rong akhirnya diantar ke kantor polisi oleh Si Zhui dan juga Jing Yi, sementara itu letnan Chen masih menunggu dua juni-o-rnya itu kembali. Dan sembari menunggu dia berbincang-bincang dengan dokter Gu. Entah mengapa letnan Chen tampak begitu nyaman dengan sahabat barunya itu . Dia seolah-olah telah mengenal dokter Gu sudah bertahun-tahun, dan tanpa adanya beban sedikitpun dia menceritakan isi pemikirannya, "Aku curiga dia menyembunyikannya di tempat yang benar-benar tidak terpikirkan oleh kita." "Tetapi aku tidak yakin." Kata letnan Chen. Dokter Gu mengambil es krim strawberry dari dalam kulkas mini yang ada di ruangannya. Dia baru saja akan menyodorkan es krim itu ke letnan Chen, tetapi dia tahu bahwa letnan kolot itu tidak menyukai makanan yang begitu manis. Jadi dia memberikan sebotol jus jeruk pada letnan Chen ketika dia berkata, "Agar kau yakin maka kau harus pergi untuk memastikannya. Bukankah seperti itu?" "Di mana tempat yang kau maksud?" Tanya dokter Gu. "Rumah persemayaman, tempat abu nyonya Song berada. Itu adalah satu-satunya tempat yang tidak akan terpikirkan oleh pihak kepolisian." Intuisi nya ini telah mengganggu letnan Chen sedari tadi. Dokter Gu mengangguk dan secara tiba-tiba dia melepaskan jas dokternya dan mengambil mentalnya. Dia lalu melemparkan kunci mobilnya pada letnan Chen dan berkata, "Tidak banyak waktu. Penjahat akan selalu bergerak, kita harus segera pergi sekarang." Sebelum pergi dokter Gu terlebih dahulu mengganggu dua juni-o-rnya, itu adalah Fu Pei dan Jin Ling. Keduanya tengah bersantai di kantin dan baru saja akan memasukkan kudapan yang mereka ambil. Tetapi sebelum hal itu terjadi, dokter Gu sudah terlebih dahulu berkata, "Ayo pergi, kita memiliki beberapa tugas hari ini." "Mau kemana? Bukankah kau tidak memiliki jadwal autopsi hari ini? Jangan mengada-ngada! Hari ini kantin memiliki kue yang benar-benar enak dan ini hanya terjadi sebulan sekali." Kata Jin Ling memprotes. "Bawa saja kue mu itu, kita terburu-buru. Fu Pei, Jin Ling, ambil peralatan kalian dan kita akan segera pergi." Kata dokter Gu. Jin Ling dengan ekspresi jengkel dan muram langsung memasukkan potongan kue tart yang besar ke dalam mulutnya. Sembari mengunyah dan dengan suara memprotes dia segera pergi untuk bersiap-siap. Letnan Chen telah berada di depan mobil dokter Gu. Ketika dia melihat orang dari Badan Forensik Shanghai itu berjalan mendekatinya, letnan Chen segera masuk ke dalam mobil. Sebelum berangkat dia berkata, "Maafkan aku karena merepotkan kalian." Jin Ling dan Jing Yi adalah manusia yang memiliki temperamen tidak jauh berbeda. Bisa dibilang temperamen keduanya sama dan perbedaannya hanya setipis kulit bawang. Jadi ketika dia mendengar ucapan letnan Chen ini, tentu saja Jin Ling akan mengeluarkan beberapa patah kata untuk merespon letnan Chen. Tetapi sebelum hal itu terjadi, mulutnya sudah terlebih dahulu di bungkam oleh dokter Gu dengan permen lolipop. Dokter Gu berkata, "Apanya yang merepotkan?" Dia mengibaskan tangannya, "Kami tidak memiliki jadwal autopsi hari ini, tidak ada jadwal resmi. Aku hanya akan kembali setelah membantumu. Bukankah itu tidak terlalu jauh?" Letnan Chen, "Terima..." "Jangan katakan." Dokter Gu menyela letnan Chen. Letnan Chen, dokter Gu, Jin Ling dan Fu Pei, akhirnya sampai di rumah persemayaman, tempat abu nyonya Song berada. Jika dibandingkan dengan petugas rumah persemayaman yang sebelumnya telah dikunjungi oleh letnan Chen, petugas yang menjaga rumah persemayaman itu tampak sangat ramah. Baru saja letnan Chen akan memasuki gedung ketika di waktu yang bersamaan Si Zhui dan Jing Yi akhirnya datang. Dokter Gu telah mengetahui bahwa akan ada pertikaian dan percekcokan yang akan segera terjadi antara tuan muda Jin Ling dan manusia modern Jing Yi. Dan sebelum hal itu terjadi, dokter Gu menarik laki-laki bermulut perempuan, Jin Ling masuk bersamanya, sementara letnan Chen menunggu kedua juni-o-rnya. Tiga orang dari Unit Kepolisian Shanghai itu akhirnya bersama-sama masuk ke dalam bangunan. Di dalam, dokter Gu telah memulai aksinya. ia telah bersiap-siap dan memakai alas kaki khusus, serta baju yang biasa mereka pakai ketika mereka datang ke TKP. Jing Yi secara sembrono berjalan mendekati mereka, tetapi sebelum hal itu terjadi, Jin Ling terlebih dahulu menampar pundak pemuda itu menggunakan alas kaki plastik yang biasa digunakan oleh tim forensik. Jing Yi berkata, "Pakai dulu ini, jangan mencemari tempat ini dengan jejak kakimu." Terlebih dahulu, letnan Chen membuka kabinet yang di dalamnya terdapat guci abu Nyonya Song. Ini adalah kali kedua ketiga polisi dari Unit Kejahatan Kepolisian Shanghai itu mencari bukti di rumah persemayaman. Beruntunglah mereka bukan manusia tradisional yang akan mempercayai takhayul. Hal yang berbeda dilakukan oleh tim Forensik. Setelah mencari dan mencari, ketiga orang dari Badan Forensik Shanghai itu masih belum menemukan apa-apa. Untuk ketiga kalinya mereka berupaya mencari sidik jari yang ada di tempat itu, tetapi mereka tidak menemukannya. Dokter Gu berkata di dalam hatinya, "Dia adalah orang yang cerdas. Dia bahkan membersihkanTKP dengan sempurna." *CATATAN* Columbarium: Guci tempat abu kremasi jenazah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD