Satu minggu berlalu setelah kejadian penangkapan Hu Lixin.
Tersangka tidak bisa ditangkap karena Hu Lixin melompat ke laut. Bahkan jasadnya tidak ditemukan setelah satu minggu berlalu.
Sementara itu, para korban kini telah berangsur-angsur pulih, wlaupun rasa trauma dan takut masih menyelimuti mereka. Dan untuk sementara ini, korban harus menjalani pengobatan yang melibatkan psikolog untuk memulihkan kejiwaan mereka yang terguncang.
"Dokter, bukan kau masih belum pulih? Kenapa kau malah pergi ke sini? Direktur sudah memberikan cuti untukmu selama beberapa minggu dan kau harus memulihlan kondisimu dulu. Profesor Jiang juga telah menyerahkan cutinya untuk kau ambil. Untuk apa datang kemari?" Begitu melihat dokter Gu memasuki ruangannya, Jin Ling tentu saja tidak bisa tidak berkomentar.
Jin Ling, dia adalah pemuda yang sinis, bermulut pedas dan sedikit tidak tahu aturan, tetapi rasa khawatirnya dan rasa pedulinya pada sang senioe, bukanlah tanpa alasan.
"Berhentilah mengomeliku! Apakah kau sekarang akan bertindak sebagai nenekku?" Dokter Gu tersenyum, mengambil berkas kerjanya lalu kemudian duduk di kursinya.
Dia tampak menghirup udara segar, bukan udara segar lebih tepatnya, tetapi itu adalah udara yang dikeluarkan dari Air Conditioner yang membuat ruangan terasa lebih sejuk.
Dokter Gu berkata, "Di rumah, Xiao Yu sudah melarangku untuk melakukan ini dan itu. Jiangguo harus dirawat olehnya selama beberapa hari ini. Kucing menyebalkan itu, sekarang dia tidak lagi menurut padaku!"
"Dan juga, Jiang Pa bahkan menelponku setiap hari dan menanyakan kabarku, kita bahkan tidur dibawah langit Shanghai. Terlebih lagi orang tuaku yang ada di Beijing, mereka menelpon ku tiga kali sehari dan menanyakan kabarku. Jadi nak, berhentilah untuk menggangguku dan bertanya hal-hal seperti itu. Aku benar-benar sudah pulih, aku bahkan bisa melakukan lompat tali sebanyak seratus kali. Jadi jangan berlebihan, oke?" Senyuman licik ala dokter Gu kembali merekah.
Jin Ling hanya bisa menghela napas. Pemuda itu kemudian berkata, "Lagipula tidak ada jadwal resmi untuk dokter, semuanya telah dialihkan pada dokter Ma."
"Ya, aku tahu itu semua. Hanya saja, aku sedikit penasaran mengenai tulang belulang yang ditemukan di rawa yang ada di hutan Yan. Apakah itu benar? bahwa itu adalah tulang milik salah satu korban?" Nada bicaranya benar-benar menyerupai seorang ibu-ibu kompleks penggosip.
"Itu benar, laporan autopsi akan dikeluarkan hari ini. Dan juga pihak keluarga juga telah menghubungi kami. Kemungkinan besar mereka akan datang sendiri untuk menjemput jenazah nona Hu." Kata Jin Ling.
Jin Ling melanjutkan ucapannya, dia berubah menjadi pemuda menyedihkan, "Aku rasa itu kurang tepat untuk menyebutnya sebagai jenazah. Mungkin...ah, entahlah. Aku tidak bisa mengatakannya lagi. Itu hanya beberapa tulang, tidak ada wujud sama sekali dan jika keluarga menginginkannya untuk di kremasi, maka aku yakin abunya tidak akan sebanyak apa yang akan kita "
Jin Ling duduk di sofa dan tampak memikirkan bagaimana proses kematian yang benar-benar mengerikan bagi gadis bernama Hu Lixin itu
"Dia tetaplah jenazah yang patut mendapatkan perlakuan yang baik." Dokter Gu juga menghela napas.
Ahli forensik melakukan autopsi dengan tujuan untuk mengetahui penyebab dan waktu serta bagaimana seseorang meninggal. Tetapi jika apa yang mereka autopsi itu hanyalah sisa tulang belulang yang telah bercampur dengan lumpur dan telah tertimbun di dalam rawa selama berbulan-bulan, maka akan sangat sulit untuk mengetahui dua hal diantaranya. Yang pertama, bagaimana cara orang itu meninggal dan yang kedua adalah penyebabnya. Tetapi jika waktu dipertanyakan, maka pasti akan terjawab.
Waktu hilangnya Hu Lixin dengan hasil autopsi tulang-belulang yang dilakukan oleh badan forensik memang cocok. Setidaknya gadis itu telah menghilang kurang lebih tiga bulan. Lebih sangat cukup untuk tubuh yang telah tidak bernyawa dan tidak beroksigen untuk mengalami dekomposisi lebih cepat. Apalagi mayat Hu Lixin tidak dikubur, melainkan dibuang di rawa yang akan membuat bakteri dan juga hewan-hewan yang hidup di rawa itu memakan daging-dagingnya. Percampuran antara berbagai substansi akan mempengaruhi DNA pada objek.
Dan juga, pembubaran tim investigasi khusus yang semula didirikan untuk menangani kasus Hu Lixin, hari ini resmi dilakukan. Anggota tim berkumpul untuk membicarakan laporan yang akan mereka buat. Ya, itu adalah semacam laporan pertanggungjawaban atas kasus yang telah mereka selesaikan.
"Letnan, jadi kita bagaimana kita akan menuliskan laporan ini? Bagaimana dengan status Hu Lixin?" Tanya Si Zhui pada letnan Chen.
"Tulis sesuai dengan apa yang terjadi, bahwa dia melompat ke laut dan jasadnya tidak ditemukan. Ini sudah satu minggu berlalu dan tidak ada kabar mengenai keberadaannya. Selain itu, tidak ada laporan dari orang-orang di sekitar bahwa mereka menemukan mayat." Letnan Chen berkata, "Kita melihatnya jatuh ke laut dengan mata kepala kita sendiri, jadi kita tidak mengada-ada. Lagipula, kasus pembunuhan membutuhkan beberapa tahun untuk menjadi kadaluarsa. Jadi aku rasa tidak ada masalah."
Si Zhui, "Baik letnan, kami mengerti."
Membuat sebuah laporan memang tidak sesulit menangkap penjahat. Hal ini sudah menjadi hal yang sangat biasa bagi seorang polisi yang telah bekerja selama bertahun-tahun. Hanya saja, kadang-kadang mereka kebingungan bagaimana mereka harus melaporkan kasus yang telah mereka tangani itu. Terlebih lagi jika tersangka yang terlibat dalam kasus tersebut menghilang tanpa jejak. Bahkan apakah tersangka itu mati atau masih hidup tidak ada yang tahu, dan hal ini membuat anggota tim investigasi khusus ini merasa sedikit kebingungan.
Mereka masih bekerja sampai waktu makan siang tiba. Para anggota tim investigasi kepolisian Shanghai berniat untuk beristirahat sejenak dan makan siang bersama, tetapi sebelum hal itu terjadi, ponsel Jing Yi sudah terlebih dahulu berdering. Jing Yi berkata, "Tidak ada namanya, ini adalah telepon dari nomor asing."
"Angkat saja, mungkin saja itu dari seseorang yang penting." Kata Si Zhui menimpali.
Jing Yi, bukan kali pertama pemuda itu mendapatkan telepon dari nomor asing. Bahkan setiap hari dia akan menerima setidaknya dua atau tiga telepon dari nomor tidak dikenal. Dan rata-rata orang yang meneleponnya secara iseng itu adalah orang-orang yang menyukainya. Jing Yi sering menebar pesona, membagikan nomor teleponnya ke sana-sini dan akhirnya dia harus menderita karena perbuatannya sendiri.
Jing Yi, "Halo, dengan petugas Jing Yi. Siapa ini?"
Ekspresi Jing Yi tiba-tiba berubah menjadi pucat. Dia hanya mengatakan kata "mengerti" sebelum akhirnya mematikan panggilan teleponnya.
Wajah rekan-rekannya juga tidak kalah penasaran. Mereka benar-benar menyadari perubahan ekspresi yang terjadi pada polisi jenaka itu.
Si Zhui adalah orang pertama yang bertanya, "Apa yang terjadi?"
Jing Yi menatap Si Zhui sebelum akhirnya mengalihkan tatapannya pada letnan Chen, "Seorang warga melaporkan bahwa ada nelayan yang menemukan mayat Hu Lixin."
"!!!"
Lupakan soal menulis laporan pertanggungjawaban, tim investigasi khusus yang baru saja dibubarkan itu langsung bergerak menuju ke tempat mayat terduga Hu Lixin ditemukan.
Berlokasi di sebuah pantai yang ada di distrik X, puluhan manusia yang ingin melihat mayat penculik viral itu tampak berjejer di sepanjang bibir pantai. Ada petugas polisi yang telah menyiagakan diri mereka. Bahkan tubuh mayat sudah tidak terlihat lagi karena mayat itu telah dimasukkan ke dalam kantong jenazah.
Letnan Chen dan kedua juni-o-rnya langsung menghampiri petugas yang ada disana. Para wartawan dan awak media bahkan tiba lebih cepat dari mereka.
"Letnan." Seorang petugas polisi dari distrik X menyapa letnan Chen.
Letnan Chen mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Petugas Song, "Petugas Song."
"Bagaimana kronologi penemuan mayat ini?" Letnan Chen mengikuti langkah kaki petugas Song. Keduanya berjalan lebih dekat ke kantung jenazah.
"Nelayan itu." Petugas Song menunjuk salah seorang pria yang tengah sibuk melakukan wawancara dadakan dengan para awak media.
Petugas Song melanjutkan ucapannya, "Dia tengah melaut saat itu. Angin yang bertiup terlalu kencang mengakibatkan kapalnya terombang-ambing, dan saat itu kapalnya tidak sengaja menabrak sebuah objek."
Ya, dan objek itu adalah tubuh manusia! Petugas Song memberikan isyarat pada bawahannya untuk memberikan sesuatu pada letnan Chen. Itu adalah plastik bukti yang didalamnya berisi sebuah dompet.
Letnan Chen telah memakai sarung tangan lateks ketika dia membuka isi plastik bukti itu. Dompet berwarna coklat terbuka, ada kartu identitas didalamnya, "Hu Lixin."
"Buka kantung jenazah nya, aku akan melihatnya." Letnan Chen tidak bisa langsung mempercayai bahwa mayat itu adalah Hu Lixin hanya karena kartu identitas yang ditemukan bersama mayat itu adalah milik Hu Lixin.
Kantung mayat terbuka. Dan tidak ada hal baik yang bisa dilihat. Seluruh tubuh mayat telah membusuk dan hancur. Kulit terkelupas disana-sini. Bahkan wajah mayat itu sudah tidak bisa dikenali lagi.
"Bawa ke Badan Forensik Shanghai, kita akan melakukan autopsi." Ujar letnan Chen.
Dokter Gu masih dalam tahap pemulihan, tetapi ketika dia mendengar letnan Chen akan datang untuk mengawasi proses autopsi terduga mayat Hu Lixin, dokter Gu merasa ini adalah kesempatan baik baginya untuk kembali masuk ke ruang autopsi.
"Wakil direktur Jiang, aku mohon izinkan aku mengambil alih tugas ini." Di ruangan Profesor Jiang, dokter Gu masih merengek seperti bocah yang meminta permen.
Profesor Jiang, "…."
Melihat ayah baptisnya sudah mulai melunak, dokter Gu tiba-tiba berdiri dari sofa dan mulai berjalan ke arah Profesor Jiang. Dokter Gu mulai menjilat ayah angkatnya itu dengan memijat pundak tua Profesor Jiang.
"Jiang Pa, dokter Ma dan ahli forensik yang lain sudah sangat kewalahan. Mereka bahkan harus bekerja ekstra karena adanya bencana yang menewaskan banyak korban. Melakukan autopsi pada korban bencana alam jauh lebih sulit." Kata dokter Gu.
Profesor Jiang menghela napas sebelum akhirnya berkata dengan suara malas, "Ya, ya, pergilah. Ambil alih tugas ini."
Dokter Gu segera melompat pergi, "Terimakasih Jiang Pa, aku siap-siap dulu."
*_
Mayat 'Hu Lixin' akhirnya tiba di BFS. Bersamaan dengan tibanya mayat itu, letnan Chen juga telah berada disana. Dia terlihat di koridor bersama dengan petugas lainnya.
Dokter Gu yang telah bersiap baru saja akan menghampiri letnan Chen bersama dengan asistennya, Jin Ling. Tetapi segerombolan orang tiba-tiba datang pada letnan Chen.
"Siapa mereka? Apa yang terjadi?" Dokter Gu mengerutkan dahinya dan bertanya pada Jin Ling.
"Aku rasa dokter belum mengetahuinya." Jin Ling tahu persis bahwa dokter Gu adalah orang yang kurang peduli dengan persuratan yang sebelumnya harus dilampirkan agar proses autopsi bisa berjalan dengan baik dan sesuai prosedur.
"Keluarga korban menolak untuk melakukan autopsi pada tubuh Hu Lixin." Jawab Jin Ling.
"Apa?!" Dokter Gu tampak terkejut, dia langsung pergi ke tempat letnan Chen berdiri.
Dokter Gu menyapa letnan Chen, "Xiao Yu."
Letnan Chen, "Gu Wei."
Dokter Gu, "….."
Bukankah dokter Gu sudah menyuruh letnan Chen memanggilnya dengan sebutan "Gege" atau "Shixiong"?
"Maaf tapi apa yang terjadi disini?" Dokter Gu dengan ramah berkata, "Ah, aku adalah ahli patologi forensik disini. Apakah kalian memiliki masalah?"
Salah seorang pria dari gerombolan orang itu berkata, "Kami keluarga Hu Lixin. Kami tahu dari berita nasional bahwa mayat keluarga kami ditemukan. Kami akan membawanya pulang. Tetapi letnan polisi ini.." pria itu menunjuk letnan Chen, "…dia mengatakan bahwa Lixin kami akan di autopsi."
Dokter Gu tersenyum, masih mencoba bersabar, "Ya, itu benar. Kami…"
"Tidak! Kami tidak mengizinkan kalian melakukan hal itu." Pria itu memotong ucapan dokter Gu.
Dokter Gu, "….."
Letnan Chen, "Alasan kalian? Atas dasar apa kalian tidak menyetujui autopsi ini?"