Gempita Berbalut Sendu

1022 Words

Hening. Nurul terdiam dengan mata menatap nanar ke langit-langit di atasnya. Hanin pun tidak tega melihat tatapan kosong itu. “Kak Nurul....” panggil Hanin pelan. Nurul mengangguk lemah. Sepertinya dia juga sudah mengetahuinya. Perlahan bibirnya yang masih tersenyum itu mulai bergetar. Tidak lama kemudian mata yang menatap sayu itu pun mulai mengeluarkan air mata. Nurul menangis dalam diam. Dia masih menatap langit-langit kamar itu dengan tatapan kosong. Sementara air matanya terus mengalir deras. Sesekali mata itu menutup cukup lama kemudian terbuka kembali. “Kakak harus kuat... semua ini ujian dari Tuhan,” ucap Hanin dengan suara serak. Nurul mengangguk pelan. Dia beralih menatap Hanin, kemudian tersenyum lemah. “A-Awan...,” ucapnya lirih. “Dia sedang di perjalanan, Kak. Sebentar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD