“Mas Sona pikir aku punya waktu luang buat membahas itu?” tanya Alin. Alih-alih menjawab, Sona malah menyeberang ke balkon Alin. “Astaga, Mas Sona ngapain ke sini? Sana balik lagi ke kamar Mas Sona!” “Gue mau minta waktu luang lo untuk membahas tentang perasaan kita.” “Kok maksa, sih?” kesal Alin. “Kalau nggak maksa, lo nggak akan mau. Jadi terpaksa gue agak memaksa,” kata Sona. “Pertama-tama, mari masuk ke kamar lo dulu. Barangkali teman lo yang rumahnya di seberang sana nggak sengaja lihat seperti tempo hari,” ajaknya. Tentu saja Alin paham, pasti teman yang Sona maksud adalah Bayu. Tanpa dipersilakan masuk pun, ia dengan bebas memasuki kamar Alin seolah-olah itu kamarnya sendiri. Meskipun kesal, Alin mengikuti Sona masuk ke kamarnya. Mungkin waktu itu Alin masih ada perasaan was