bc

Kesalahan Mencintaimu

book_age16+
633
FOLLOW
2.1K
READ
friends to lovers
arrogant
goodgirl
sensitive
drama
tragedy
sweet
humorous
mystery
first love
like
intro-logo
Blurb

Pada awalnya memang kehidupan Yoona sudah tidak baik-baik saja sejak ia berusia sepuluh tahun. Namun begitu ia mengenal Tuan Joo termasuk anak kandungnya—Kevin, kehidupan Yoona bertambah tidak baik-baik saja. Semua kejadian tidak diinginkan mulai mengganggu hidupnya, termasuk rumor menjadi simpanan Tuan Joo. Yoona sebenarnya baru pertama kali merasakan cinta pertama pada hubungannya dengan Kevin, tapi dia tidak menyadari bahwa perasaannya itu adalah sebuah kesalahan besar.

Masalah terbesar orang tua Yoona di masa lalu mulai terungkap saat ia memutuskan akan menikah dengan Kevin atas persetujuan Tuan Joo. Mantan tunangan Kevin—Rachel, tidak terima dan berusaha menghancurkan hubungan mereka agar tidak jadi menikah, Rachel mengungkapkan masa lalu hubungan Tuan Joo dengan Ayah Yoona. Mengetahui kebaikan Tuan Joo selama ini ada alasan tertentu, terlebih lagi ada hubungannya dengan kematian Ibu dan menghilangnya Ayah Yoona yang sangat menyakitkan dan tidak adil, akan kah dia mempertahankan hubungannya Kevin atau melepaskan pria yang sangat mencintainya?

Cover: Canva

chap-preview
Free preview
Perkenalan
Suara petir menggelegar seakan sudah menerima berita duka yang baru saja terjadi. Pepohonan di tepi jalan mulai menangkap aliran listrik yang begitu kuat. Langitpun semakin gelap tanpa ada pencahayaan di malam itu. Sebuah musibah besar bagi seorang anak kecil yang harus merelakan kepergian sang ibu untuk terakhir kalinya. Yoona Renata—sekitar sepuluh tahun yang lalu masih berumur tujuh tahun, duduk terdiam di tengah hujan deras pada malam hari. Tubuh kecilnya merangkul erat kedua lututnya tanpa memandangi seorang wanita yang tidak sadarkan diri tepat dihadapan Yoona. Payung bermotif bunga-bunga berukuran besar menjadi saksi kecelakaan sebuah mobil sedan hitam yang menabrak Yoona dan ibunya. Yoona merasakan tubuhnya menggigil kedinginan, baju yang sebelumnya menghangatkannya sudah berubah menjadi kain yang membuatnya beku. Jarak rumah dengan posisi Yoona sekarang tidak begitu jauh namun orang-orang disekitar Yoona tidak terlihat lagi karena sudah larut malam. Mobil sedan hitam yang seharusnya bertanggung jawab tak lagi menampakan diri, bahkan untuk berhenti sesaat untuk melihat keadaan merekapun tidak sama sekali dilakukan. Lalu, setelah kejadian itu Yoona terus bermimpi buruk dan tidak pernah mendapatkan kebahagiaan. Suasana mencekam malam itu tak lagi bersimpati kepada Yoona dan akan terus mendekam dalam kenangan buruk selama hidupnya. Yoona kini sudah berumur tujuh belas tahun, artinya dia sudah cukup dewasa—bukan anak kecil lagi, dan telah mampu menjalani kehidupan yang keras seorang diri. Yoona sebelumnya tinggal bersama bibi namun dia memutuskan untuk tinggal sendiri di sebuah Apartemen Studio. Dia mampu menyewa Apartemen studio dari hasil asuransi milik ibunya tanpa bantuan dari siapapun. Waktu terus berjalan, bagi Yoona kehidupannya sekarang harus ia jalani dan berusaha untuk melupakan mimpi buruknya di masa lalu. Tentu saja dia membutuhkan waktu lama, alih-alih kenangan tersebut menghilang namun faktanya Yoona semakin terpuruk saat mengingat ibunya. Saat ini Yoona bekerja di sebuah kafe ternama di daerah tempat tinggalnya, untuk mendapatkan pekerjaan tersebut Yoona tidak perlu menghabiskan waktu berhari-hari untuk mencari informasi lowongan atau melamar kemanapun. Tiba-tiba saja ada seorang pria paruh baya yang menawarkan Yoona pekerjaan untuk bekerja di kafe miliknya. Tanpa membuang waktu dan berpikir lama untuk mempertimbangkan tawaran itu, Yoona langsung mengiyakan untuk menerima pekerjaan tersebut. Bahkan pria tersebut menawarkan juga biaya kuliah Yoona, sebut saja dia Tuan Joo. Dengan senang hati Yoona ingin menerima tawaran biaya kuliah namun kali ini Yoona harus menolaknya. Karena dia ingin mengajukan beasiswa terlebih dahulu agar bisa melanjutkan studi kuliah. Akhirnya, Yoona sudah melanjutkan studi kuliah di Universitas Negeri, dengan beasiswa tentu saja. Ia terus bekerja keras dalam urusan belajar dan bekerja karena dia tidak ada tempat lagi untuk bergantung. Yoona terus menyibukan diri pada saat bekerja sehingga membuat Tuan Joo semakin tertarik dengan Yoona. Hal tersebut membuat karyawan lain iri karena Tuan Joo memperlakukan Yoona begitu spesial layaknya seorang kekasih. Karena banyak pihak merasa dirugikan, akhirnya muncul sebuah rumor tentang kedekatan Yoona dan Tuan Joo, terlebih lagi rumor tersebut langsung terdengar oleh anak semata wayang Tuan Joo yang bernama Kevin. Dengan nyali yang besar, Kevin—anak Tuan Joo, mendatangi Yoona di kafe milik ayahnya seusai menerima laporan dari seseorang yang ia kenal. Lalu seseorang itu pun memberitahu ciri-ciri Yoona dengan mengirimkannya sebuah foto ke Kevin. Begitu Kevin telah sampai di kafe, ia bisa mengenali wajah Yoona saat ia melihat gadis mungil sedang didalam dapur seorang diri. Lalu pemuda itu langsung menyeret kasar lengan Yoona—gadis polos yang hanya pasrah saja diperlakukan seperti itu, membawa Yoona keluar dari dapur dan mendorong keluar ruangan. Tanpa basa-basi, Kevin mengancam Yoona untuk tidak mengganggu kehidupan Tuan Joo dan meminta Yoona untuk mengundurkan diri dari pekerjaan di kafe ini sekarang juga. Kevin juga menawarkan Yoona untuk berkencan dengan seorang pria paruh baya yang tidak beristri kepada Yoona, bahkan Kevin juga menawarkan laki-laki lain apabila Yoona menginginkan yang sesuai tipe idealnya. Karena dia pikir Yoona wanita penggoda yang membutuhkan uang untuk biaya hidupnya. Mendengar tawaran Kevin, Yoona langsung menolak dengan halus—dia tidak pandai marah, dan langsung meninggalkan Kevin begitu saja. Tak puas dengan penolakan Yoona yang sangat lembut, Kevin terus mengikuti Yoona dan berteriak dengan suara lantang tentang tawarannya tersebut. Orang-orang di dalam kafe termasuk pengunjung, mendengar kalimat Kevin dan mulai fokus kepada Yoona. Gadis malang itu hanya menahan tangis dan berusaha kuat untuk tidak meneteskan air mata dihadapan umum. Dia gadis yang kuat, dan dia yakin tidak perlu menampakan kesedihannya. Seulas senyum sudah menghiasi wajah Yoona seakan dia tidak bersalah atau mengenali Kevin. Yang perlu Yoona lakukan saat ini bekerja secara profesional, dia memberanikan diri berdiri didepan kasir untuk melayani pengunjung meskipun Kevin masih saja berteriak di ujung ruangan mengalahkan bunyi dentuman musik. Karena Yoona sangat tidak kuat mental, dan orang-orang terus menatap dan berbisik membicarakannya, akhirnya Yoona memutuskan untuk meninggalkan kafe tersebut meskipun dia belum waktunya pulang. Saat Yoona sedang berada di lingkungan kampus bersama teman-temannya, tiba-tiba saja Kevin menemui Yoona. Lantas, gadis itu mulai ketakutan dan menjauh dari teman-temannya. Dia pikir Kevin akan menjelek-jelekannya lagi seperti kemarin saat dia bekerja di kafe. Bagaimana bisa Kevin tahu dimana Yoona kuliah. Atau mungkin Tuan Joo yang memberitahu Kevin, entahlah. Yoona sangat ketakutan seperti dikejar penagih hutang ataupun malaikat pencabut nyawa. Sebisa mungkin Yoona harus kabur dari kerumunan sekarang. Untung saja ketika Yoona pergi, Kevin tidak mengucapkan sepatah katapun sehingga teman-teman Yoona tidak mengetahui apa yang terjadi. Kevin terus mengikuti Yoona kemanapun pergi dan mereka berhenti di depan sebuah gedung utama kampus. Yoona membalikkan tubuh dan menatap tajam ke arah Kevin tapi bagi Kevin tatapan itu malah lucu dan tidak menakutkan sama sekali. Pemuda itu hanya menarik sudut bibir kanan, dengan kedua tangan melipat di depan dada. Dia senang akhirnya Yoona menyadari keberadaannya. Setelah lama menghabiskan waktu saling berpandangan, Kevin kembali memperlakukan Yoona dengan kasar—menyeret Yoona ke dalam mobil yang sudah terparkir tak jauh dari mereka berdiri. Yoona berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tangan Kevin namun sia-sia mengingat Yoona belum mengisi perutnya dengan makanan. Kalaupun sudah terisi, sepertinya Yoona tetap kalah dengan tenaga Kevin. Saat itu Kevin tidak sendiri, dia membawa supir untuk mengemudikan mobil sedangkan kedua tangannya berfokus untuk menahan tubuh dan tangan Yoona agar tidak kabur. Beberapa saat kemudian, mereka telah tiba di sebuah tempat karaoke, dan Kevin mendorong masuk Yoona di sebuah ruangan karaoke. Ternyata Kevin sengaja mempertemukan Yoona dengan temannya—seorang pecinta wanita, agar dia berkenalan dengan Yoona. Setelah Kevin memasukan Yoona didalam ruangan, pemuda itu menunggu Yoona diluar ruangan sembari menunggu seorang temannya datang. Karena berdiri begitu lama bahkan sudah setengah jam lebih, Kevin tidak sabar menunggu temannya datang, akhirnya masuk ke dalam ruangan untuk melihat keadaan Yoona. Diluar rencana, Yoona ternyata pingsan dengan kondisi tubuh yang sangat dingin seperti es. Meski sempat bingung, akhirnya Kevin memutuskan membawa Yoona ke kafe tempatnya bekerja. Sebenarnya Kevin cemas dengan keadaan Yoona, dia juga merasa bersalah membawa Yoona ke tempat tersebut dan berniat menjodohkan dengan temannya. Dia tidak tahu kalau Yoona gadis lemah, atau mungkin saja Yoona ketakutan dan tidak bisa melawan. Kevin menggelengkan kepala membayangkan kejadian yang tidak ia inginkan. Tubuh Yoona semakin dingin dan wajahnya memucat. Kevin telah menghabiskan satu jam berada didalam mobil sembari menunggu Yoona siuman dan dia terkejut melihat Tuan Joo tiba-tiba saja membuka pintu mobilnya. Tuan Joo langsung marah dan memukul wajah Kevin. Kevin hanya tersenyum melihat sikap ayahnya tersebut. Tuan Joo memperlakukan Kevin seperti bukan anak kandungnya dan membela mati-matian Yoona—selingkuhannya. Sejujurnya, dilihat dari wajah dan postur tubuh Yoona, Kevin sebagai laki-laki normal sedikit tertarik dengan Yoona, tapi ketertarikan itu tidak berlebihan dan memudar saat dia mengingat fakta bahwa Yoona merupakan selingkuhan ayahnya. Kevin yakin, semua laki-laki normal pasti tertarik melihat Yoona, selain imut, dia gadis yang polos. Setelah menghajar anak kandungnya, Tuan Joo membuka pintu belakang mobil dan menggendong Yoona keluar dari sana. Dia memindahkan Yoona ke mobilnya dan membawa Yoona ke rumah sakit. Melihat ayahnya pergi bersama Yoona, Kevin tanpa berpikir panjang langsung mengikuti dari belakang. Tuan Joo telah sampai di rumah sakit dan memasukan Yoona ke ruangan khusus untuk dirawat. Karena suatu keadaan atau entah alasa yang lain, Tuan Joo meninggalkan Yoona seorang diri di rumah sakit. Lantas, Kevin yang diam-diam mengikuti Tuan Joo dan Yoona, duduk didepan ruangan dimana Yoona masih terbaring tak sadarkan diri. Kevin sangat merasa bersalah, karena hampir tiga jam lebih Yoona belum bangun. Sebenarnya Kevin adalah anak baik, dia begitu sayang keluarga terlebih lagi dengan ibunya. Dia tidak ingin ada orang lain yang menyakiti ibunya termasuk ayahnya sendiri. Dia berusaha melakukan segala macam cara untuk menyingkirkan orang-orang yang menyakiti ibunya. Terlebih lagi sang ibu juga dalam keadaan sakit—hanya bisa berbaring di ranjang. Hal tersebut membuat Kevin semakin tidak rela ada seseorang yang menggantikan posisi ibunya di hidup Tuan Joo. Tanpa disadari, seorang pemuda berlari dengan wajah panik dan masuk ke dalam ruangan Yoona. Kevin yang melihat keberadaan pemuda itu langsung berdiri dari bangku ia duduk dan mengintip dari pintu kaca kamar Yoon. Ternyata Yoona sudah bangun dan pemuda itu tampak khawatir melihat keadaan Yoona yang pucat dan lemas. Kevin mengerutkan kening, mulai beranjak menjauh dari ruangan tersebut begitu pemuda yang menemui Yoona berjalan keluar kamar. Kevin menghentikan langkah saat pemuda itu berteriak ke arahnya. Bahkan ketika akan membalikan tubuh, wajah Kevin langsung dihantam dengan kepalan tangan. Kevin yang terkejut langsung jatuh ke lantai, membuat nyalinya berkurang. Mungkinkah dia kekasih Yoona, melihat sikap kasarnya saat menghajar Kevin. Akhirnya pemuda itu menjelaskan bahwa Yoona tidak memiliki hubungan apapun dengan Tuan Joo. Dan pemuda itu ternyata teman kerja Yoona yang merupakan karyawan Tuan Joo juga. Kevin semakin terkejut, dan ingin sekali membalas karyawan ayahnya dengan beberapa pukulan. Tapi keinginannya tidak terkabul begitu melihat Yoona keluar dari kamar. Kevin sempat menghembuskan nafas menatap Yoona yang sudah berjalan sehat, namun dia segera berjalan meninggalkan mereka berdua. Selama perjalanan, Kevin masih memikirkan teman Yoona yang menjelaskan bahwa Yoona tidak memiliki hubungan spesial dengan ayahnya. Lagipula Kevin hanya mendengar rumor itu tanpa sebuah bukti jelas, bahkan melihat ayah dan Yoona bermesraan secara langsung. Di sisi lain, melihat sikap ayahnya yang sangat khawatir dengan keadaan Yoona, Kevin sedikit curiga bahwa rumor itu benar adanya. Akhirnya Kevin memberanian diri untuk pulang kerumah dan disana Tuan Joo sudah duduk diruang tamu. Kevin terkejut, dia kira ayahnya sibuk bekerja tapi kenyataannya dia sedang menunggu dirumah. Tuan Joo menyuruh Kevin duduk dengan kalimat ajakan yang tenang, lalu ia menjelaskan mengenai rumor yang menyebar tersebut. Yoona begitu spesial baginya karena dia penurut dan cekatan dalam bekerja. Tuan Joo juga mengatakan bahwa Yoona adalah anak temannya saat sekolah, tapi karena keberadaan ayah Yoona tidak diketahui, Tuan Joo akhirnya merahasiakan hubungan Tuan Joo dengan Ayah Yoona. Tuan Joo dan ayah Yoona dulu sangat dekat, dan ayah Yoona selalu berbuat baik kepada Tuan Joo. Melihat kabar mengenai keadaan ayah Yoona yang menghilang dan meninggalkan seorang anak gadis sendiri—tanpa seorang ibu, Tuan Joo mencari Yoona dalam waktu kurang lebih sepuluh tahun. Setelah menemukan Yoona, tentu saja Tuan Joo memperlakukan Yoona dengan baik dan membuat orang-orang salah menilai kedekatan mereka termasuk anak kandungnya sendiri. Kevin sedikit lega mendengar pengakuan ayahnya. Selama menjadi anak Tuan Joo, Kevin percaya apa yang dikatakan Tuan Joo memanglah benar. Dia menyesali perbuatannya dan berniat untuk menemui Yoona untuk meminta maaf. Kevin sedikit mempercepat detak jantungnya ketika Tuan Joo menawarkan Kevin untuk berpacaran dengan Yoona. Tuan Joo sangat ingin melindungi Yoona mengingat ayah Yoona sangat baik terhadap dirinya. Mendengar ucapan yang keluar dari bibir Tuan Joo, Kevin tidak langsung menjawab. Dia langsung mengeluarkan pertanyaan mengenai perjodohannya dengan Rachel beberapa tahun yang lalu. Tuan Joo langsung menghelai nafas panjang, menempelkan punggungnya ke sandaran sofa. Kedua kelopak matanya terpejam, sesekali dia mengerutkan kening seakan sedang berpikir keras. Setelah beberapa detik kemudian, Tuan Joo membuka mata dan menatap Kevin dengan serius. Tuan Joo ingin Kevin memutuskan sendiri, dan menyuruhnya untuk memilih sendiri wanita untuk pendamping hidupnya. Akan lebih baik dia memilih Yoona sebagai istrinya nanti, karena Yoona tipe wanita idaman bagi semua pria. Setelah berdiskusi lama, akhirnya Kevin memutuskan untuk menjalani terlebih dahulu kehidupannya saat ini sembari mengenal Yoona lebih dekat, begitu juga Rachel. Kevin dan Rachel sudah berteman lama sejak kecil dan rasanya Rachel terlalu mencintai Kevin sehingga dia sedikit merasa kasihan karena tidak dapat membalas perasaan itu. Seiring berjalannya waktu, Kevin dan Yoona berteman. Namun keberadaan teman Yoona—pemuda yang menjemput Yoona saat di rumah sakit, terus mengusik hubungan mereka. Teman Yoona—Nathan, sepertinya menyukai Yoona tapi gadis polos itu tidak menyadari perasaan Nathan. Mendengar kedekatan Kevin dan Yoona, gadis yang dijodohkan dengan Kevin—Rachel, mulai gelisah. Dia akhirnya mengganggu kehidupan Yoona, bahkan dia menyebarkan rumor bahwa Yoona simpanan pemilik kafe tempatnya bekerja. Tentu saja Rachel menyebarkan rumor itu di lingkungan kampus Yoona kuliah. Hal tersebut membuat Yoona dijauhi oleh teman-temannya. Dan sekarang Yoona sudah dicap sebagai gadis penggoda, sehingga anak-anak kampus mulai menggoda Yoona untuk diajaknya tidur. Yoona akhirnya bercerita masalah itu kepada Nathan, dan pemuda itu tidak terima dengan perbuatan Rachel. Rachel yang memiliki kartu penting Nathan­­—Nathan ternyata seorang pemuda pengedar narkoba namun bukan pengguna, dia melakukan hal tersebut dikarenakan adiknya punya penyakit gagal ginjal yang mengharuskannya untuk cuci darah seminggu sekali. Nathan yang hanya memiliki keluarga satu-satunya tentu saja memilih adiknya daripada Yoona. Setelah melakukan perjanjian dengan Rachel, akhirnya Nathan bersedia untuk menjauhkan Yoona dengan Kevin. Tanpa sadar Nathan mulai bersikap berlebihan kepada Yoona selayaknya gadis itu miliknya. Yoona merasa Nathan bersikap kasar apabila Yoona terus menolak permintaan Nathan. Hal itu membuat Kevin marah, dan membuat mereka berdua berkelahi hebat. Kevin akhirnya terus berjuang untuk mendapatkan Yoona. Dan gadis itu mulai luluh dengan sikap lembut Kevin. Setelah menjalani waktu bersama, Kevin dan Yoona bertunangan, membuat orang tua Rachel murka. Keluarga Rachel menyuruh orang-orangnya untuk menghancurkan kehidupan Tuan Joo termasuk menyebarkan rumor yang membuat kafe Tuan Joo bangkrut secara perlahan. Begitu juga usaha Tuan Joo lainnya. Hal tersebut membuat Tuan Joo semakin yakin bahwa keluarga Rachel memang yang terburuk. Karena tidak mempan dengan melakukan segala cara untuk menghancurkan Tuan Joo, Ayah Rachel menceritakan kepada Kevin bahwa Tuan Joo yang membuat Ayah Yoona menghilang hingga sekarang, dan Tuan Joo juga berada di satu mobil bersamanya saat menabrak Ibu Yoona namun tidak melaporkan kepada polisi. Tuan Joo memilih diam demi mendapatkan saham dari Ayah Rachel. Mendengarkan pengakuan keji Ayah Rachel serta mengingat sikap ayahnya sendiri, Kevin memutuskan untuk menjauhi Yoona karena merasa bersalah. Yoona terus bertanya alasan Kevin meninggalkannya, tanpa memperdulikan harga dirinya sebagai seorang wanita. Yoona tidak pernah putus asa untuk mengejar dan mengambil hati Kevin lagi, membuat Nathan semakin yakin bahwa Yoona bukanlah miliknya. Cinta Yoona hanya untuk Kevin. Nathan berusaha untuk menyatukan Yoona dan Kevin kembali, tak peduli dengan sikap Rachel yang terus mengancamnya. Pada akhirnya, adik Nathan menghembuskan nafas terakhir akibat rencana jahat Rachel. Nathan dengan kesedihannya, pergi meninggalkan Yoona sendirian. Yoona sekarang hanya sendiri. Dia sedang merenungi keadaan yang tidak pernah berpihak kepadanya. Andai saja ia tak mengenali Kevin, mungkin saja hati Yoona sudah luluh dengan Nathan dan hidup bahagia. Sedikit tersadar dengan perlakuan lembut Nathan di awal mereka berteman, membuat Yoona merasa bersalah. Sebenarnya Nathan pemuda yang baik dan sayang keluarga, tapi Yoona tidak menyadarinya saat itu. Yoona terus menangis dan membuang cincin pertunangannya dengan Kevin. Dia berusaha kuat untuk melupakan Kevin sebisa mungkin agar dapat melanjutkan kehidupannya. Sudah berhari-hari Yoona menahan rindu kepada Kevin bahkan dia tidak bisa membenci Kevin sedikitpun. Gadis itu terus mengirimi sebuah pesan atau terkadang menelpon Kevin meskipun diacuhkan. Akhirnya Yoona memberanikan diri untuk menemui Rachel, meminta penjelasan apa yang telah ia lakukan terhadap Kevin karena Yoona yakin bahwa Rachel yang merebut Kevin darinya. Melihat Yoona memiliki nyali menemuinya, Rachel tertawa bahagia bahkan suaranya membuat Kevin keluar menemui Rachel. Yoona terkejut, menahan air mata agar tidak menetes. Kecurigaannya memang benar, Kevin sudah tidak mencintainya lagi dan memilih Rachel yang mungkin akan membuat hidupnya bahagia. Bola mata Yoona mengitari ruangan Apartemen Rachel yang sedikit terlihat dari balik pintu. Disana berserakan botol minuman, dan terlebih lagi Kevin tidak mengenakan kaus sama sekali. Yoona semakin tidak percaya kejadian didepan mata, dia ingin pergi ke suatu tempat untuk membuang air matanya. Namun Rachel segera menahan tangan Yoona. Dengan santai, Rachel mengajak Yoona bergabung untuk berpesta bersama mereka. Yoona mengernyitkan kening dan menyipitkan kelopak mata. Kedua kakinya sudah tidak dapat menopang tubuh mungilnya itu, dan beberapa detik kemudian Yoona terjatuh, tidak sadarkan diri. Yoona menyadari bahwa tubuhnya sedang tergeletak di atas aspal yang begitu dingin. Untung saja posisinya di tepi jalan namun dalam keadaan gelap sekali. Suasana itu tentu mengingatkan pada kejadian sepuluh tahun yang lalu, dimana ia kehilangan seorang ibu. Yoona menempelkan jemarinya ke rambut, lalu menjambaknya dengan keras agar memori buruk itu menghilang dari isi kepala Yoona tapi tidak berhasil sama sekali. Tanpa disadari oleh Yoona, ada sebuah mobil yang penumpangnya sedang mabuk lalu menabrak Yoona. Kevin merasa bersalah, dia masih ingat Yoona datang menemui Rachel pada malam itu. Dia ingin sekali memeluk Yoona saat itu tapi minuman berakohol telah menguasai tubuhnya sehingga kepalanya terasa pusing. Kevin juga mendengar obrolan Rachel dengan orang lain, bahwa Rachel mengetahui kecelakaan yang menimpa Yoona. Jujur, Kevin ingin sekali menyadarkan diri dan pergi menolong dan menjaga Yoona. Sekali lagi, Rachel menahan kepergian Kevin dan meminumkan obat tidur kepada Kevin. Pemuda itu terus duduk disebelah Yoona sambil memegangi tangannya yang belum bergerak sama sekali. Kevin terus terjaga dari pagi hingga malam untuk Yoona. Ini sudah hari ke empat belas, Yoona belum sadarkan diri. Dan ternyata keadaan Yoona semakin memburuk karena kecelakaan tersebut membuat organ penting tubuh Yoona sebagian tidak berfungsi. Perasaan bersalah terus menghantui hidup Kevin, dia ingin segera menikahi Yoona, dia berjanji saat Yoona sudah bangun nanti. Setelah menghabiskan waktu kurang lebih satu bulan di rumah sakit, akhirnya Yoona berhasil berjuang melewati masa kritisnya. Di sisi lain Kevin juga bahagia melihat wanita yang selalu dihatinya sudah bangun. Melihat keberadaan Kevin disampingnya, Yoona segera membuang tangan Kevin yang masih memegangnya dengan erat. Kevin terkejut dan mengerutkan kening. Yoona berhak melakukan itu, mungkin saja dia sudah lelah dengan apa yang terjadi. Yoona setelah bangun langsung menyalahkan Kevin, mengapa dia terus menggenggam tangan Yoona, padahal ibu Yoona sudah menunggu Yoona didepannya. Yoona ingin sekali ikut bersama ibunya tapi Kevin menahan kepergian Yoona. Mendengar Yoona berkata seperti itu dengan meronta-ronta, Kevin tidak dapat menahan diri dan pergi keluar kamar. Kevin langsung meneteskan air mata, punggungnya yang menempel di dinding perlahan menurun. Musim panas telah tiba, Yoona sedikit melemaskan otot-otot tubuhnya sambil menghirup udara di pagi hari sebelum berangkat bekerja. Benar, Yoona sekarang sudah lulus kuliah dan bekerja di bidang bisnis. Dia sudah melupakan semuanya termasuk Kevin. Bahkan terakhir bertemu dengan Kevin saat Yoona lulus kuliah beberapa tahun yang lalu. Saat ini Yoona telah hidup bahagia, rela meninggalkan laki-laki yang ia cintai. Tentu saja Yoona telah mengetahui alasan Kevin meninggalkannya, termasuk alasan Tuan Joo baik kepadanya. Semuanya telah ia lalui dengan rasa sakit. Saat ini dia berusaha mencari keberadaan sang ayah. Yoona juga bahagia mengetahui keluarga Rachel telah bangkrut dan Ayah Rachel masuk penjara. Saat ini Yoona akan berfokus mencari pasangan hidup sembari mencari ayahnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

My Secret Little Wife

read
98.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook