"Keanan? Ada apa?" Keanan yang sudah melepas jas dan kini terlihat menggulung lengan kemejanya, berdiri di depan pintu kamar Nadia. Begitu tampan dan sangat menggoda dengan kancing atas bajunya yang terlepas memamerkan dadanya yang atletis di sana. Pikiran negatif sudah menjalar di pikiran Nadia. Otaknya travelling ketika mengingat kalimat terakhir ketika mereka berhenti melakukan aksi panas di kantor tadi. 'Apakah ia akan menagihnya?' batin Nadia bertanya, membuat debaran di dadanya kembali terasa. "Ini, ponselmu jatuh di mobil." Keanan mengulurkan tangannya. Tampak sebuah ponsel berwarna hitam milik Nadia di telapak tangannya. "Ah! Eh, m-makasih!" Malu kini Nadia rasakan. Bagaimana bisa otaknya berpikir jorok ketika melihat suaminya itu berdiri di depan pintu. Ia kemudian meng