Kalinda melangkah keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah menetes, kimono tipis satin berwarna lembut membalut tubuhnya. Ia duduk di kursi kecil di dekat meja rias, membuka botol handbody dan mulai mengoleskannya perlahan pada kulitnya yang putih mulus. Aroma wangi segar memenuhi kamar. Sementara di ranjang, Bram masih terengah, tubuhnya yang kekar berkilat oleh sisa peluh setelah permainan panas mereka barusan. Ia bersandar santai, selimut hanya menutupi sebagian kakinya. Pandangan matanya tak lepas dari istrinya. “Ini jadi jalan-jalan nggak?” sungut Kalinda sambil meratakan lotion di betisnya. “Apa mau di vila aja seharian?” Bram menguap malas, lalu dengan cuek menyibakkan selimut, memperlihatkan tubuh polosnya tanpa rasa bersalah. “Kalau adek mau di vila aja juga nggak papa. M

