25

1403 Words

Kalinda masih terisak dalam pelukan Mama Hanum. Tangis itu semakin pecah tanpa bisa dibendung. Seolah semua beban yang dia taham akhirnya meledak saat ini juga. Jemari mama mertuanya mengelus lembut punggungnya, memberikan kehangatan dan kekuatan sekaligus. Membuat Kalinda mengenang masa-masa dimana Mamanya juga akan melakukan hal yang sama padanya. "Kalinda, sudah sayang. Jangan sedih lagi. Tidak usah berpikiran yang tidak-tidak." ucap Mama Hanum lembut. Menenagkan sang menantu. Kalimda menggeleng cepat. Suaranya bergetar di tengah isaknya. "Mama.. Papa sudah nggak sayang lagi sama aku. Padahal aku anak kandungnya Ma. Terus kenaoa harus Kenanga Ma? " suara Kalinda hilang sesaat. "Kenapa Kenanga yanv jadi mantan istri mas Bram? " Bu Ratna menarik napas berat. Matanya ikut berkaca. “ma

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD