Bab 2

1490 Words
Karra menjadi wanita paling bahagia malam ini. Setelah tadi ia sah menjadi isteri seorang Farrell Ferdinant. Dan sekarang mereka sedang merayakan acara resepsi pernikahan. Bertempat di rumah Karra yang cukup luas akhirnya impian pernikahan yang Karra impikan terwujud. Sedari dulu ia ingin bila menikah ingin acara pernikahannya hanya sederhana saja. Cukup mengadakan acara di rumah dengan mengundang keluarga dan sahabat dekat saja. Walaupun awalnya Farrell ingin membuat pernikahan yang mewah dan megah tapi dengan tegas Karra menolaknya. Karra tahu Farrell punya banyak uang untuk membuat acara pernikahan yang mewah tapi baginya itu tidak penting. Yang penting ia sudah sah menjadi isteri Farrell Ferdinant baik secara agama dan negara. Apalagi banyak keluarga dan sahabat dekat yang datang itu sudah lebih dari cukup buat Karra. Saat ini Karra sedang berdansa dengan sang ayah. Baginya sang ayah adalah laki-laki yang akan selalu menjadi cinta pertama dirinya. Dan ini menjadi salah satu cita-citanya bisa berdansa dengan sang ayah ketika ia menikah. Dan impiannya jadi kenyataan. "Maaf Yah bisa saya berdansa dengan putri ayah?" tanya Farrell yang ternyata udah ada disamping Karra dan sang ayah. "Tentu saja Rell. Farrell kamu harus selalu ingat janji kamu sama ayah. Dan kalau sampai kamu ngelamar janji kamu maka ayah sendiri yang akan bawa Karra dari kamu dan tidak akan pernah ayah izinin kamu ketemu sama Karra," kata sang ayah mertua mengingatkan janji Farrell. "Pasti Yah. Aku gak akan pernah lupa janji aku sama ayah," kata Farrell dengan sungguh-sungguh. Ayah Karra bisa tersenyum lega karena ia bisa menyerahkan sang putri kesayangan pada pria yang tepat. Dan ia yakin Farrell akan bisa membahagiakan Karra. "Sayang sekarang kamu bukan anak-anak lagi status kamu sekarang udah jadi isteri orang. Jadi kamu harus menjadi isteri yang baik buat Farrell. Jangan manja-manja dan suka ngambek lagi karena kamu udah dewasa sekarang. Ayah hanya bisa berdoa semoga setelah ini kehidupan kamu jauh lebih bahagia. Dan ingat kalau kamu punya masalah apapun pintu rumah ayah selalu terbuka buat kamu. Kamu bisa cerita apapun masalah yang kamu alami sama ayah. Karena sampai kapanpun kamu adalah Princess ayah," kata sang ayah dengan mata yang berkaca-kaca. "Ayah..." Karra pun langsung memeluk sang ayah erat. Karra pun menangis dalam pelukan sang ayah. Bagaimanapun juga sang ayah adalah laki-laki pertama yang Karra cintai. Dan selama ini Karra begitu dekat dengan sang ayah karena sangat ayah yang begitu memanjakan putrinya itu. Dan setelah ini kehidupannya akan berubah. Tidak menjadi Karra yang manja tapi sekarang ia menjadi istri dari seorang laki-laki tampan yang bernama Farrell Ferdinant. "Karra sayang ayah," kata Karra masih memeluk erat sang ayah. Saat ini Karra sedang asyik berdansa dengan laki-laki super tampan yang sekarang menjadi suaminya. Ia menatap wajah yang mulai detik ini sampai ia tua nanti akan ia lihat. Di depannya ada laki-laki yang mulai detik ini akan menemani dan mewarnai hari-harinya. Dan yang Karra tahu pasti kedepannya tidak akan mudah karena ia yakin diluar sana masih banyak perempuan yang berharap untuk merebut laki-laki tampan di depannya. Tapi Karra yakin jika Farrell akan menjaga kesetiannya hanya untuk dirinya seorang. "Sayang makasi buat semua usaha kamu udah mau mewujudkan wedding dream aku. Aku suka banget," kata Karra tampak nyaman berada di pelukan sang suami "Ini adalah kewajiban aku sayang. Aku bahagia kalau kamu suka sama semua hal yang aku buat. Karena bagiku kebahagian kamu adalah prioritas aku mulai detik ini," kata Farrell sambil mengecup bibir wanita cantik yang sudah menjadi istrinya saat ini. "I love you my hubby," kata Karra yang mempererat pelukannya. "I love you more sayang," Jawab Farrell yang mencium puncak kepala Karra. Dan mereka berdua hanyut dengan alunan musik yang mengalun. Mereka pun saling berpelukan dan terus berdansa diikuti dengan pandangan kagum para tamu undangan yang terpesona dengan aura bahagia yang mereka pancarkan. "Rell buruan bangun nanti kita ketinggalan pesawat," Kata Karra mencoba membangunkan Farrell. "Sayang aku masih ngantuk," Kata Farrell yang masih menutup matanya "Ya udah kalau gak mau bangun aku tinggal aja. Aku bakal pergi sendiri," ancam Karra. Mendengar Karra akan pergi sendiri, Farrell langsung bangun dan terduduk di ranjang mereka. "Sayang kamu apaan sih mau pergi sendiri. Ini kan bulan madu kita jadi kamu gak bisa pergi sendiri," kata Farrell protes. "Habis kamu dari tadi di bangunin susah banget. Jadi apa yang mama Rita bilang soal kamu kalau bangun pagi susah bener banget. Aku udah nyoba bangunin kamu dari tadi aja ga bangun-bangun. Tahu gini aku pergi liburan sendiri kalau gak aku ajak Vino liburan bareng," kata Karra sebal "No. Kamu ga boleh ketemu sama Vino lagi. Mulai sekarang kemanapun kamu pergi harus sama aku," kata Farrell mulai emosi. "Makanya kalau kamu gak mau aku liburan bareng Vino buruan bangun trus mandi dan kita berangkat ke bandara. Aku siapin sarapan dulu buat makan kita di jalan," kata Karra mengingatkan. Tanpa menunggu aba-aba lagi Farrell langsung bangkit dari ranjang dan segera ke kamar mandi. Sedangkan Karra hanya bisa tertawa melihat tingkah laki-laki yang semalam baru saja sah jadi suaminya. Mengingat hal itu membuat Karra tersenyum. Dan soal Vino, dia adalah mantan pacar Karra yang Darrell sangat cemburui. Jadi jika Farrell udah bertingkah yang aneh-aneh tinggal sebut nama Vino, Farrell pasti langsung nurut. Dan soal malam pertama mereka belum melakukannya karena semalam mereka sudah sangat kelelahan karena acara selesai hingga tengah malam. Karra dan Farrell memutuskan untuk langsung tidur ketika acara selesai. Apalagi pagi ini mereka harus pergi ke Bali untuk bulan madu. Sebenarnya bulan madu ini hadiah dari sang kakak. Jadi untuk menghargai jerih payah sang kakak memberi kado ini jadi pagi ini mereka akan berangkat kesana. "Rell, baju gantinya aku taruh ranjang. Aku ke bawah dulu buat roti buat kita sarapan," teriak Karra "Iya sayang," jawab Farrell dari dalam kamar mandi. Farrell melihat tampilan dirinya di cermin. Saat ini ia memakai celana jeans dan polo shirt warna putih yang begitu pas di badannya yang memang proporsional. Ia tersenyum melihat dirinya di cermin. Ia tak menyangka bila sekarang dia sudah menjadi suami Karra. Wanita yang membuatnya jatuh cinta setengah mati. Sementara itu di dapur Karra sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Karra hanya membuat omelette dan secangkir kopi untuk Farrell dan secangkir teh buat dirinya. Berhubung di kulkas Farrell gak ada bahan makanan. Ia hanya menemukan telur aja disana jadi mau tak mau ia hanya memasak omelete saja. Farrell keluar dari kamarnya setelah selesai mandi. Ia pun berjalan mencari keberadaan sang istri. Dan pandangannya tertuju pada seorang wanita dengan dress warna hijau tosca yang kontras di kulit putihnya sedang sibuk memasak di dapur. Farrell pun berjalan perlahan dan langsung memeluk wanita yang sekarang sudah menjadi isterinya itu. "Sayang kamu lagi apa? Kenapa tadi tinggalin aku di kamar sendirian?" Kata Farrell dengan suara yang manja "Aku kan mesti nyiapin sarapan buat kita berdua. Lagian kamu dibangunin susah banget. Kamu kalau udah tidur kayak mayat susah banget banguninnya," protes Karra sambil mengomel. "Harusnya kamu kasih morning kiss aku yakin pasti aku langsung bangun," goda Farrell "Hahhhh...." Karra jengah dengan sikap manja laki-laki yang sudah berstatus sebagai suaminya kemarin. Orang-orang pasti akan kaget bila tahu sikap manja Farrell pada dirinya. Diluar sana Farrell terkenal sebagai pimpinan yang super galak dan dingin tapi ketika ia bersama Karra bisa-bisa ia bertingkah seperti anak kecil berumur 5 tahun. Dan Karra harus sudah siap mengahadapi sikap Farrell ini. "Itu sih kamu aja yang modus. Udah tunggu di meja makan aja. Bentar lagi sarapannya siap," perintah Karra. "Modusin isteri sendiri kan gak papa sayang," kata Farrell yang sudah berjalan menuju meja makan. "Rell pesawat kita berangkat jam berapa?" tanya Karra sambil menyuapkan omelete ke mulutnya. "Pesawatnya siap kapan aja kita siap sayang," jawab Farrell sambil meminum kopi buatan Karra. "Jangan bilang kita pergi pakai jet pribadi kamu?" tanya Karra kaget. "He em. Lagian kita punya pesawat sendiri ngapain mesti pakai pesawat lain," jawab Farrell santai. "Ihhh Farrell. Aku kan udah bilang sama kamu. Aku mau kita pergi kayak orang normal lain. Naik pesawat pun naik pesawat komersial bukan naik pesawat kamu," kata Karra sebal. "Ayolah sayang kamu kan tahu aku gak suka suasana ramai. Lagian kalau naik pesawat kita sendiri keamanan kamu lebih bisa aku kontrol. Jadi udah deh jangan mulai berantem lagi kita. Kalau mau berantem nanti aja sayang pas malam pertama," kata Farrell menggoda Karra. "Bodoh," kata Karra sebal. @ bandara "Ayolah sayang udahan dong ngambeknya. Bentar lagi kita pergi bulan madu loh," kata Farrell membujuk Karra. "Bodoh. Aku masih sebel sama kamu," kata Karra yang berjalan mendahului Farrell. "Selamat siang Tuan dan Nyonya Ferdinant," sapa pilot yang akan mereka terbang. "Siang. Apa persiapannya sudah siap?" tanya Farrell dengan suara khasnya yang dingin. "Sudah Tuan. Kita tinggal lepas landas saja," jawab sang pilot dengan ramah. "Ok kita berangkat sekarang," kata Farrell yang sudah berjalan menyusuri istrinya yang sedang ngambek. Sedangkan Karra tak menggubris sama sekali panggilan sang suami. Ia terlalu sebal dengan sikap sang suami. Perjalanan Farrell dan Karta sebagai suami dan istri di mulai... See you next chapter... Happy reading..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD