Bab 20

1077 Words
"Bagaimana keadaan isteri saya dok?" tanya Farrell khawatir. Saat ini Farrell sedang ada di rumah sakit karena tadi ketika ia diberitahu pihak resepsionis bahwa istrinya yang bandel itu datang kesini untuk menemuinya. Dan betapa kagetnya Farrell ketika melihat istrinya begitu kesakitan. Apalagi ia melihat Karra susah bernafas dan itu membuat Farrell menjadi semakin panik. Dan setelah tahu penyebab kenapa sang istri mengalami hal menyeramkan itu ia segera membawa sang istri ke rumah sakit. Karena ia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi. Karena Farrell tahu apa resiko yang akan Karra hadapi jika tak segera diobati maka akan berdampak buruk untuk kesehatan Karra. Farrell juga pernah mengalami hal serupa ketika masih berpacaran dengan Karra. Karena ia tak tahu jika Karra memiliki alergi terhadap kacang polong dengan percaya dirinya ia membelikan makanan yang mengandung kacang polong dan saat itu Farrell sangat khawatir karena melihat reaksi yang ditimbulkannya. Bahkan saat itu Karra harus mendapatkan perawatan yang serius karena alergi yang didapatnya. Dan peristiwa itu kembali terjadi saat ini. Dan itu membuat Farrell sangat bersalah pada Karra. "Bapak tenang saja isteri bapak baik-baik saja. Saya sudah memberikan obat untuk mengurangi efek dari alerginya. Dan untuk pernafasannya untuk sementara harus dipasang alat bantu pernafasan sampai pernafasannya kembali normal. Jadi  untuk sementara waktu ia harus di rawat untuk masa pemulihan dan saya akan mengecek kondisi istri bapak sampai besok pagi," kata dokter menjelaskan. " Makasi dok. Saya meminta anda melakukan yang terbaik untuk istri saya," kata Farrell meminta bantuan. Dokter pun sudah meninggalkan ruangan Karra. Dan saat ini Farrell  hanya berdua dengan isterinya ini. Farrell masih tidak habis pikir kenapa Karra bisa sampai kesini tanpa bilang dia dulu. Apalagi sifat cerobohnya kali ini bisa-bisa membahayakan dirinya dan anaknya. Kenapa ia sampai tidak pilih-pilih makanan dulu sebelum ia memakannya. Padahal Farrell sering mengingatkan Karra untuk selalu hati-hati dalam memilih makanan. Karena Karra memiliki alergi. Farell kembali memasang wajah istrinya yang terlihat pucat dengan alat bantu pernafasan yang masih terpasang di hidungnya. Melihatnya lemah seperti ini membuat hati Farrell sakit. Jika bisa dia saja yang menanggung semua rasa kesakitan yang Karra alami. "Iya Ma Karra udah gak papa kok. Ini lagi tidur juga. Iya mama gak usah kesini. Iya biar Farrell yang rawat Karra disini. Kalau kerjaan Farrell udah selesai pasti langsung pulang," jawab Farrell di ujung telepon. Farrell akhirnya memberitahu sang mama agar beliau tak khawatir karena tak mendapat kabar dari menantu tersayangnya itu. Awalnya sang mama ingin langsung terbang kesini tapi Farrell memintanya untuk stay di rumah aja. Biar dirinya saja yang merawat istrinya ini. Lagian ia tak ingin merepotkan sang mama terus. " Iya ma Farrell tahu kok. Nanti Farrell telepon mama lagi," kata Farrell memutus sambungan telepon. Farrell baru saja menutup telepon mamanya. Untung saja mamanya bisa ngerti dan ga usah datang kesini. "Arrell...." panggil Karra dengan keadaan yang setengah sadar. Farrell mendengar namanya di panggil oleh Karra. Ternyata Karra sudah sadarkan diri. Farrell pun segera mendekati Karra. "Iya sayang aku disini," jawab Farrell sambil menggenggam tangan Karra. "Haus," kata Karra dengan suara seraknya. Farrell pun segera mengambilkan minum untuk Karra. Ia pun membantu Karra untuk meminum air putihnya. Dengan telaten farrell membantu sang istri untuk minum. Hingga kesadaran Karra kembali pulih. "Udah Rell minumnya. Rell Aku ada dimana sekarang?" tanya Karra melihat sekitar. " Kamu di rumah sakit sayang," jawab Farrell sambil mengelus rambut Karra. " Kenapa aku bisa disini?" tanya Karra bingung. "Kamu ga ingat tadi makan apa?" Tanya Farrell lagi Karra masih belum sepenuhnya sadar jadi ia tidal ingat apa yang dimaksud Farrell. "Tadi kamu makan kacang polong. Dan gara-gara itu kamu bisa di rumah sakit," kata Farrell menjelaskan. Sedikit demi sedikit Karra mulai mengingatnya. "Arrell pusing," kata Karra yang memegang kepalanya. "Mana yang sakit sayang. Aku panggilin dokter duluya," kata Farrell dengan suara yang lembut. Karra memegang tangan Farrell sehingga menghentikannya untuk memanggil dokter. "Gak usah. Aku mau kamu disini jangan pergi. Aku mau di peluk," pinta Karra yang mulai menangis. " Ok...Ok... Aku gak pergi. Aku akan disini. Aku akan peluk kamu," kata Farrell yang sudah berbaring di samping Karra. Karra pun mulai terlelap tidur lagi dalam pelukan Farrell. Sedangkan Farell menghadiahkan ciuman di kening istrinya sembari sesekali mengelus perutnya yang buncit agar lebih tenang. Farrell hanya bisa membiarkan Apa kemauan Karra. Mungkin ini yang dibutuhkan saat ini. "Ingat jangan keluar kamar kalau gak sama aku. Kalau kamu lapar atau butuh sesuatu telepon pihak hotel. Kalau kerjaan aku udah selesai aku langsung kesini," kata Farrell menceramahi Karra. "Tapi Rell," kata Karra mencoba membantah. "Gak ada kata tapi. Kali ini gak ada bantahan apapun dari mulut kamu. Pokoknya kamu cuma harus nurut sama aku," kata Farrell mengingatkan. Karra langsung cemberut mendengar peringatan Farrell. Dan Karra yakin ia ga bisa membantah lagi. Karena larangan dari suaminya ini sebenarnya demi kesehatannya juga. Karra baru kemarin ia keluar dari rumah sakit setelah 2 hari di rawat disana. "Tapi sebelumnya anterin aku beli cemilan dulu. Nanti kalau di kamar ga bisa keluar lagi. Aku kan sering lapar," kata Karra dengan wajah manjanya. "Ya udah buruan aku ada meeting pagi ini," kata Farrel sambil melihat jamnya. "Siap bos. Aku ganti baju dulu ya," jawab Karra patuh. Farrell pun menunggu istrinya ini ganti baju sebelum nanti ia akan mengantar sang istri mencari camilan. "Arrell," panggil Karra. Mereka sekarang ada di minimarket untuk membeli beberapa cemilan. Tapi ia berjalan sendiri sedangkan Farrel entah dimana. Karra pun berjalan mencari dimana Farrell berada. Dan ia melihat dari kejauhan tampak Farrell sedang berbicara dengan seorang wanita. "Arrell," panggil Karra lagi. Farrell dan wanita itu menengok. Karra pun berjalan mendekat dengan membawa keranjang belanjaannya. " Udah cari cemilannya?" tanya Farrell kepada Karra. "Udah. Aku kirain kamu tinggalin aku," kata Karra dengan suaranya manja. "Oya maaf sayang  tadi aku ketemu dengan Ibu Nayla. Oya sayang kenalin ini Nayla rekan bisnis aku selama disini," kata Farrell memperkenalkan teman bisnisnya. "Ooo jadi ini wanita yang berhasil dapatin hati seorang Farrell Ferdinant. Wah kamu wanita beruntung yang berhasil mendapatkan Farrell. Oya kenalin saya Nayla saya rekan kerja Farrell sekaligus temannya semasa kuliah," kata Widya memperkenalkan diri. " Saya Karra Ferdinant. Tapi panggil Karra aja," kata Karra mencoba ramah. Karra sepertinya ga suka dengan sosok Nayla yang ada di depannya ini. Ia seperti pura-pura baik dihadapannya dan Farrell. Ia bisa merasakan kalau wanita itu menaruh hati pada Farrell. Karra akan mencoba berhati-hati kepadanya. "Sayang, aku udah selesai belanjanya," kata Karra. " Ok kita balik ke kamar dulu. Oya Nayla sampai ketemu di meeting hari ini," kata Farrell bersikap ramah. "Ok Rell. Sampai ketemu lagi nanti," jawab Widya dengan wajah yang sok cantik. Karra dan Farrell segera meninggalkan minimarket itu. Sebelum pergi ia bisa melihat wajah ga suka Widya padanya...... Wah ada saingan baru lagi nih buat Karra. Kira-kira gimana sikap Karena sama saingan barunya ya? So ikutin next chapternya ya... Happy reading
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD