"Hai gaes! Pada ngapain kalian?" Riaz menyapa gerombolan acakadut itu. Seketika semuanya menoleh ke arah kami. "Weh, Bos! Gile, gebetan baru ya?" seru Maman sambil menggaruk punggung telanjangnya. Bau balsem seketika menusuk indera penciuman. Membuat jariku segera berpegangan ke hidung. "Baju lo mana, Man?" tanya Riaz lagi. "Ka-kayaknya di-ditinggal-galin di ru-rumah ... MBOK MINEM!!!" Pria bernama Udin ternyata gagap. Dengan tepukan keras dari tangan Maman omongannya yang nyangkut keluar semua. "Mau apa ditinggal di sana, Man?" Kali ini pria yang katanya bernama Kurdi yang ngomong. "Kayak ka-kagak ng-ngerti ha-haja lo, hihi," Si Udin ngikik sambil membenarkan lilitan sarungnya yang melorot. "Biar bisa balik lagi? Weh, modusnya banyak kemajuan ya? Emang beda sih, yang udah duda mah b